Javasatu,Surabaya- Donor plasma darah dari survivor atau penyintas Covid, sangat dibutuhkan untuk mempercepat kesembuhan pasien kondisi berat. Namun, tak sedikit survivor enggan mendonorkan plasmanya, padahal sangat dibutuhkan pasien Covid-19.
Untuk itu dilakukan berbagai upaya, termasuk memberikan previlige kepada para survivor yang mendonorkan plasma darahnya, semisal diberi penghargaan, diberi pelatihan, dan dukungan ekonomi dari CSR hingga pembentukan koperasi guna membantu perekonomian mereka.
Demikian disampaikan dr. Agus, untuk merangsang donor plasma darah dengan berbagai program mendukung aktivitas para pendonor plasma darah konvalesen semisal di bidang koperasi para penyintas, pemberian tali asih, hingga pemberian program CSR agar hambatan survivor pendonor bisa diatasi.
Kata dia, juga perlu dibangun kemitraan dengan instansi lain untuk support program donor plasma darah konvalesen selain support ekonomi untuk penyintas yang rela mendonorkan plasma darahnya.
“Bisa dengan pemberian dukungan ekonomi atau pemberian pelatihan kewirausahaan maupun peningkatan kemampuan ekonomi lainnya,” ujar dr Agus Hariyanto, Sp.BS, dari RS Terapung Ksatria Airlangga Surabaya di acara sharing donor Konvalesen.
Lalu Bagaimana Teknis Donor Plasma Darah ?
Dokter Fitrianawaty, (DTD PMI Kota Surabaya) terlebih dahulu memberikan kriteria terkait pendonor dan tahapan yang harus dilalui oleh pendonor.
Menurut dr Fitria, donor plasma darah konvalesen telah dilaksanakan di UTD PMI Surabaya. Kriteria pendonor adalah usia 17 – 60 tahun.
Swab terakhir harus negatif, dan donor dilakukan setelah 14 hari terhitung dari swab negatif terakhir, dan berat badan minimal 55 kilogram.
Kriteria lain, pendonor tidak pernah menerima transfusi darah, tidak mempunyai penyakit bawaan, diutamakan laki-laki dan perempuan yang belum mempunyai anak (belum pernah melahirkan).
Secara teknis pendonor akan diambil sampel darahnya untuk discreening dan diproses selama satu hari. Bila lolos screening maka donor plasma dapat dilakukan di hari berikutnya.
Untuk selanjutnya donor bisa dilakukan lagi per dua minggu (14 hari) lagi, apabila masih terdapat cukup imun anti Covid-19 dalam darah pendonor.
“Unit yang bisa menjalankan proses ini adalah UTD PMI Surabaya, Malang dan Sidoarjo,” ujarnya.
PMI Surabaya Miliki 3 Mesin
Untuk PMI Surabaya, hingga saat ini memilik 3 mesin pengolah plasma darah dengan kapasitas per-mesin menangani 10 pendonor tiap hari.
“Jadi untuk PMI Surabaya hanya bisa melayani 30 pendonor plasma tiap hari,” akunya.
Sedangkan untuk proses screeningnya, UTD PMI tidak mengacu pada kapasitas mesin, tetapi semua dapat dilayani berapapun yang screening hari itu.
Layanan di PMI Surabaya, Jl. Embong Ploso dapat dilakukan tiap hari tanpa mengenal libur dari jam 07.00 hingga jam 20.00 WIB.
Sementara itu, dr. Agi Herlina (UTD RSUD dr. Soetomo), menyampaikan perlunya edukasi bagi para penyintas sejak dini guna kesiapan mereka menjadi pendonor plasma darah konvalesen berdasaran kemauan diri sendiri.
Juga butuh edukasi tentang kegunaan dan fungsi donor darah konvalesen kepada masyarakat luas agar lebih mengenal donor plasma darah dan hal tersebut sangat penting dalam salah satu upaya memberikan pertolongan bagai para penderita Covid-19 kategori sedang dan berat.
Keberadaan para penyintas Covid-19 juga sangat berarti, karena potensi mereka sebagai pendonor.
Untuk layanan donor plasma darah konvalesen, RSUD dr Soetomo juga melayani. Mengingat sebagai rumah sakit pendidikan, donor plasma darah di RSUD dr Soetomo lebih diutamakan untuk kepentingan penelitian, dengan syarat-syarat sebagai pendonor lebih ringan dan leluasa dibandingkan dengan syarat di PMI.
“Salah satunya, untuk pendonor wanita yang sudah menikah, dapat diterima di UTD RSUD dr Soetomo. Kapasitas screeningnya 3-4 orang per hari , dilaksanakan pada hari Senin sampai dengan Kamis. Donor juga sama, 3-4 orang per-hari. Dilaksanakan setiap hari kerja, Senin – Jumat pukul 08.00-16.00 WIB,” bebernya.
Banyak Permintaan Donor
Drs. Edy Sukotjo (Ketua Ikatan Alumni Covid-19 RSLI, Dinkes Provinsi Jawa Tmur), menyampaikan saat ini banyak permintaan donor plasma yang berkisar 100 pasien per-hari dari seluruh Indonesia belum dapat terpenuhi karena keterbatasan alat, dan keterbatasan jumlah pendonor.
“Apalagi support bagi para penyintas yang siap untuk donor plasma darah juga dirasakan kurang, sehingga upaya penggalangan bagi para pendonor juga mengalami kendala,” akunya.
Ke depan diharapkan ada solusi perlunya alumni RS Lapangan Indrapura dilibatkan mendukung mobilisasi penyintas dalam upaya penyediaan plasma konvalesen.
Untuk itu perlu didukung dengan data base pasien, dengan tetap menjaga kerahasiaan pasien, dukungan fasilitas call center plasma konvalesen RS Lapangan Covid-19 serta edukasi tentang manfaat plasma konvalesen pada pasien Covid-19 pada saat sedang menjalani perawatan isolasi.
Upaya Menjaring Pendonor Harus Dilakukan
Inisiasi dan upaya untuk menjaring pendonor plasma konvalesen, harus segera diwujudkan mengingat keterbatasan kapasitas mesin per hari.
Untuk itu maka akan dilakukan koordinasi untuk mengatur distribusi pendonor, serta perlu adanya kerjasama dari pihak lain guna pengadaan alat, agar pelaksanaan donor plasma bisa lebih ditingkatkan.
Harapannya aksi kemanusiaan harus ditingkatkan untuk mendapat dukungan dari berbagai pihak dan seluruh masyarakat terutama survivor Covid.
Dalam sharing Tim Program Pendampingan Keluarga Pasien Covid 19 Rumah Sakit Lapangan Indrapura terkait perkembangan dan dinamika terkait Plasma Darah Konvalesen, digelar di ruang A (Ruang Rapat Utama –Administrasi) RS Lapangan Indrapura Surabaya Jl. Indrapura No. 17, Surabaya, Sabtu (2/1/2021).
Berita Lainnya:
-
Vaksin Belum Bisa Dipastikan Efektif Hadapi Varian Baru Covid-19 – Nusadaily com
-
Puncak Arus Balik Libur Nataru, Stasiun Malang Terima 2.000 Penumpang Nusadaily.com
-
Pemkab Tulungagung Siapkan Rapid Antigen untuk ASN – Nusadaily.com
Hadir di acara itu dr. Agus Hariyanto,Sp.B. (RS Terapung Ksatria Airlangga), Sita Pramesthi (Relawan PPKPC-RSLI, Penyintas Covid-19), dr Agi Herlina (UTD RSUD Dr. Soetomo), Drs. Edy Sukotjo (Ketua Ikatan Alumni Covid-19 RSLI, Dinkes Provinsi Jawa Tmur), dr. Fitrianawaty (DTD PMI Kota Surabaya).(ND/JS)
Comments 4