JAVASATU COM-MALANG- Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Malang mengakui jika kasus ibu rumah tangga yang meninggal di Perum Bumi Mondoroko Raya, Desa Watugede Kecamatan Singosari Kabupaten Malang cukup menyita waktu, untuk menentukan siapa pelakunya.

Namun berdasarkan alat bukti dan beberapa saksi termasuk saksi ahli, petugas akhirnya menetapkan, Ditya Muhshan Muhammad (40) sebagai tersangkanya. Atau sebagai pelaku atas meninggalnya DS (40) warga jalan Veteran Dalam nomor 1 RT 02 RW 02 kelurahan Sumbersari kecamatan Lowokwaru kota Malang, yang masih istrinya sendiri.
Kasat Reskrim Polres Malang, AKP. Gandha Syah Hidayat menjelaskan, saat ini tersangka sudah dilakukan penahanan sejak Rabu (7/2/2024).
“Sudah cukup bukti untuk dilakukan penahanan. Dimana bukti yang mengarah pada DMM sebagai tersangka. Berdasarkan keterangan 6 orang saksi dan 3 orang saksi ahli. Dan juga hasil video keterangan kronologi kejadian,” jelas Gandha, saat rilis di Mapolres Malang, Senin (12/02/2024).
Penahanan sekaligus penetapkan DMM sebagai tersangka, lanjut Gandha, diperkuat juga dari surat hasil pemeriksaan RS Marsudi Waluyo.
“Tidak hanya hasil pemeriksaan RS saja, tetapi juga berdasar hasil keterangan sakai kunci yaitu anaknya,” ujarnya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, motif yang mengawali adalah, seringnya terjadi cek-cok antar keduanya. Puncaknya pada Rabu (24/01/2024), diduga, istri dipaksa minum cairan pembersih lantai yang berakibat korban meninggal.
“Berdasarkan keterangan saksi kunci yaitu anaknya, pertengkaran sejak Rabu (24/1/2024) dini hari sekitar pukul 02.00 wib dan berlanjut hingga pagi harinya sekitar pukul 09 00 wib,” kata, Gandha.
Dari keterangan saksi, tersangka mengambil cairan pembersih lantai lalu dituangkan dalam gelas bekas susu. Kemudian dibawa masuk kamar mandi dan memaksa meminumkan cairan tersebut, lalu pelaku juga menyiram air pada korban.
Saat itu korban masih sempat keluar kamar mandi dan menyuruh anaknya untuk meminta bantuan pada warga sekitar. Disaat itu pula korban sempat muntah dua kali.
“Memang korban tidak langsung meninggal, sempat mendapatkan perawatan di RS Marsudi Waluyo namun akhirnya meninggal dunia,” imbuh Gandha.
Atas perbuatan tersangka maka disangkakan pasal 44 ayat (1) dan (3) UU no: 23 tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam lingkup rumah tangga. Pada ayat 1 menjelaskan setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan fisik dalam lingkup rumah tangga, dipidana dengan penjara paling kama 5 tahun. Sedangkan pada ayat 3 menjelaskan setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan fisik dalam rumah tangga mengakibatkan matinya korban, maka diancam hukuman penjara paling lama 15 tahun. (Agb/Saf)