JAVASATU.COM-MALANG- SMA HelloMotion Malang (HelloMotion High School Malang) terus menegaskan identitasnya sebagai sekolah kreatif pertama di Indonesia. Buktinya, pada Selasa (27/5/2025), sekolah ini menggelar Creative Class bertema proses kreatif film Darah Biru Arema, yang diikuti puluhan siswa dari SMP Muhammadiyah 4 Singosari Kabupaten Malang.

Digelar di kampus HelloMotion yang berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari, kegiatan ini menjadi bagian dari program trial class. Sasarannya jelas: memperkenalkan model pembelajaran kreatif sekaligus membuka ruang eksplorasi bagi siswa SMP.
Dua pembicara memberikan paparan, Mohammad Badrul Munir, Kepala SMA HelloMotion Malang, dan Vicky Arif, produser film Darah Biru Arema.
Dalam paparannya, Ibad, sapaan Mohammad Badrul Munir, menyoroti dampak dunia digital terhadap perilaku generasi muda. Ia menyebut fenomena infinity scroll sebagai jebakan modern yang membuat anak muda pasif dan terjebak layar.
“Dunia maya mengendalikan hidup kita. Kalau kita hanya menjadi penikmat, maka kita akan terus dikendalikan. Kita harus memproduksi karya, menaklukkan media sosial, dan menjadikannya sumber penghidupan,” kata Ibad.

Sementara Vicky Arif membongkar dapur kreatif film Darah Biru Arema, yang menurutnya lahir dari semangat lokal Malang dan militansi komunitas pendukung Arema. Ia menekankan pentingnya keunikan dalam industri kreatif.
“Dari ratusan pelamar kerja, yang dicari perusahaan adalah sosok yang berbeda. Kreativitas adalah modal paling mahal di dunia yang seragam ini,” ujarnya.
HelloMotion, lanjut Vicky, mendorong siswa untuk berpikir tak biasa, menjadi individu yang tak terpaku pada pola baku.
Sesi berlangsung interaktif. Para siswa aktif bertanya, berdiskusi, bahkan menyampaikan ide mereka sendiri. Salah satunya, Syakila, menyebut kelas tersebut sebagai pengalaman yang membangkitkan rasa percaya diri.
“Kelas kreatif ini sangat menarik. Menguji cara berpikir dan membebaskan imajinasi kami,” kata dia.
Melalui kegiatan ini, HelloMotion ingin menegaskan bahwa masa depan bukan hanya milik mereka yang unggul secara akademik, tapi juga bagi mereka yang berani berpikir beda dan kreatif. (Saf)