JAVASATU.COM- Deburan ombak Pantai Cemara menjadi saksi bisu tumpahnya rindu dan gelora persaudaraan para alumni MTs Al-Karimi Dukun, Gresik angkatan 1989. Setelah sempat vakum akibat pandemi, reuni akbar keenam yang digelar Selasa (8/4/2025) ini bukan sekadar ajang temu kangen, ini adalah perayaan hidup, loyalitas, dan cinta yang tak lekang oleh waktu.

Mengusung tema “Merajut Kebersamaan, Membingkai Silaturrahmi – Seduluran Sak Lawase”, para alumni melangsungkan rangkaian kegiatan penuh makna. Dimulai dengan ziarah ke makam Sunan Bonang, acara dilanjutkan dengan reuni meriah di tepi Pantai Cemara, Tuban.
KH Abdul Muhshi, alumni sekaligus pengasuh Ponpes Al-Karimi, memimpin pembacaan Yasin dan tahlil dalam suasana khidmat. Momen ini menjadi pengingat spiritual bahwa silaturrahmi tak hanya soal pertemuan, tapi juga tentang menguatkan nilai-nilai kebersamaan dalam bingkai iman.
Ketua Alumni MTs Al-Karimi ’89, Moh Nasihan, dalam sambutannya menegaskan betapa berharganya momen langka ini.
“Kalau kita terus disibukkan pekerjaan, kapan bisa kumpul begini? Ini bukan sekadar reuni, ini obat rindu dan penguat jiwa,” tegas pria yang juga menjabat Kades Mojopetung, Dukun, Gresik.
Suasana berubah haru dan hangat ketika Dr. Mujib Ridlwan, alumni yang kini menjadi rektor di salah satu kampus Tuban, menyampaikan pesan penuh makna.
“Sehebat apapun kita, setenar apapun, jangan lupa kembali ke akar: khidmah dan dekat dengan Allah. Persaudaraan kita ini karunia besar,” ujarnya.
Puncak kebersamaan pecah saat para alumni duduk lesehan, makan bancaan bersama dengan lauk-pauk bawaan dari rumah. Tak ada sekat, tak ada gengsi, hanya tawa, peluk, dan cerita masa lalu yang kembali hidup.
Reuni ini bukan sekadar nostalgia, melainkan pengingat bahwa persahabatan sejati tak lekang oleh jarak dan waktu. MTs Al-Karimi ’89 membuktikan bahwa seduluran sak lawase bukan sekadar slogan, tapi napas yang terus mengalir dari hati ke hati. (Hoo/Arf)