JAVASATU.COM-GRESIK- Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) melalui Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), bekerja sama dengan MI Darul Ulum Gresik mengadakan Seminar Pendidikan Anti Bullying. Acara ini digelar pada Rabu (24/07/2024) di MI Darul Ulum, Gresik, dengan tema ‘Bersama-sama Melawan Bullying Menjadi Pahlawan Anti Bullying di Sekolah’.

Agus Wahyudi, dosen UNUSA dalam materi ‘Mengenal Bullying’ memaparkan, pentingnya pencerahan dan pencegahan bullying untuk membantu proses belajar mengajar menjadi lebih efektif.
“Saat ini lagi marak di masyarakat juga di lingkungan sekolah terkait bullying. Kalau kita bisa memberikan pencerahan sekaligus pencegahan, tentu akan sangat membantu proses belajar mengajar menjadi berdaya guna sekaligus berhasil guna,” terang Agus.
Lebih jauh ia menyampaikan, bullying adalah tindakan yang merugikan baik secara fisik maupun psikologis, termasuk mengancam, mempermalukan, memberi panggilan nama, dan menyebarkan gosip buruk.
“Pelaku sering kali melakukan tindakan fisik seperti mendorong, menendang, dan merusak barang milik korban,” jelas dia.
Agus menambahkan, seminar Pendidikan Anti Bullying ini merupakan langkah awal dalam menciptakan lingkungan sekolah yang bebas dari bullying.
“Dengan meningkatnya kesadaran dan pemahaman mengenai bullying, diharapkan tercipta generasi muda yang berperilaku baik terhadap sesama serta meningkatkan pengawasan orang tua dan masyarakat terhadap anak-anak mereka,” tandas Agus.
Sementara itu, Sri Wahyuni, Kepala Sekolah MI Darul Ulum mengatakan, seminar ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam kepada para siswa tentang bullying dan dampak negatifnya.
“Dari kegiatan ini, 90% dari 80 siswa peserta mampu mengidentifikasi tindakan bullying dan mengetahui mekanisme pelaporan serta pengaduannya. Guru juga harus memahami tanda-tanda bullying dan dapat memberikan dukungan kepada siswa yang mengalami atau terlibat dalam bullying. Mari bersama-sama melawan bullying dan menjadi pahlawan anti bullying di sekolah,” ungkap Sri Wahyuni.
Seminar ini tidak hanya memberikan teori, tetapi juga menghadirkan sesi panel diskusi yang memungkinkan peserta untuk bertanya langsung kepada para ahli.
Seluruh peserta seminar merasakan wawasan berharga yang dapat diterapkan di lingkungan sehari-hari, khususnya di sekolah. (Bas/Arf)