JAVASATU.COM-SURABAYA- Pascapandemi Covid-19 melanda, Junior Chamber International (JCI) East Java bersama para pendukung dan pemerintahan serta Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menggelar Walk for Autism (WFA) tahun 2023.
Ribuan anak berkebutuhan khusus (ABK) di Kota Surabaya berkumpul di Lapangan Universitas Negeri Surabaya (UNESA), di Lidah Wetan, Surabaya, Jawa Timur, Minggu pagi (5/3/2023).
Mereka mengikuti jalan sehat, melukis dan menampilkan kelebihannya masing-masing di depan khalayak.
Project Director Walk for Autism 2023, Inggrid Chandranata mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk kesadaran masyarakat untuk peduli kepada ABK autis, dengan melibatkan sekitar 2.000 peserta dari sekolah di Kota Surabaya.
“Saya merasa hepi bisa menyelenggarakan acara ini. Ini bukan semata-mata acara JCI East Java, tetapi banyak sekali suporting organisasi dan pemerintah yang mendukung acara walk fun autism 2023,” kata Inggrid ditemui di sela acara, Minggu (5/3/2023).
Inggrid mengungkapkan, Walk for Autism sudah dilaksanakan sejak tahun 2017. Pada tahun 2020 sempat berhenti karena pandemi Covid-19. Kemudian tahun 2021 dimulai kembali secara virtual.
“Dan pada tahun 2022 kembali dilaksanakan secra offline tapi dalam lingkup kecil. Baru di tahun 2023 ini pertama kali di UNESA dilaksanakan agak besar. Di tahun 2023, ada 2.000 anak yang berpartisipasi mengikuti lomba, performance. Jadi kita hepi karena bisa mengembangkan anak berkebutuhan khusus,” ungkap Inggrid.
Inggrid menyebut, tujuan diadakan WFA ini, untuk memberikan pembelajaran langsung kepada mereka supaya berani tampil di depan umum.
“Semoga mereka semakin banyak yang berani keluar, PD (percaya diri,red) dengan dirinya sendiri, karena mereka semua punya potensi masing-masing. Setiap individu mereka memiliki potensi diri masing-masing,” terang dia.
Inggrid juga mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung dan memberikan semangat kepada mereka.
“Kita ingin masyarakat semakin aware terhadap sahabat autism. Juga berharap kepada masyarakat untuk mendukung dan menerima mereka apa adanya. Supaya kita bisa mengembangkan dan mendorong potensi mereka secara maksimal,” papar Inggrid.
Dia menambahkan, banyak lembaga pendidikan tingkat SD, SMP di Surabaya yang sudah bahkan diwajibkan membuka program inklusi.
“Lembaga pendidikan itu sudah menerima ABK. Tetapi kita butuh kesadaran dari masyarakat untuk mendukung program pemerintah ini. Dan kita bersyukur sekali karena dukungan dari masyarakat, UNESA, pemerintahan. Serta dari teman-teman sekolah inklusi banyak yang berpartisipasi,” ungkapnya.
“Saya berpesan kepada anak autis, tetap semangat, jangan takut, jangan merasa kecil hati, karena manusia ini tidak ada yang sempurna. Semuanya ada kekurangan dan kelebihan masing masing. Fokus pada kelebihan kalian,” pesan Inggrid mengakhiri.
Sementara itu, lembaga pendidikan yang ikut berpatisipasi di WFA 2023 mengaku gembira karena WFA kembali dapat diselenggarakan. Salah satunya dari SD Negeri Tanahkalikedinding (Takal) 1/251 Surabaya.
Siti Romlah, S.Psi selaku Guru Inklusi di SD Negeri Tanahkalikedinding 1/251 Surabaya menuturkan, kegiatan WFA 2023 sangat memberikan kontribusi yang positif terhadap anak-anak untuk aktif serta berkreasi dengan adanya permainan dan pemeriksaan kesehatan.
“Alhamdulillah pada tahun ini kegiatan WFA 2023 dapat dilakukan secara langsung, setelah beberapa tahun dilakukan secara daring. Anak-anak sangat antusias sekali terhadap kegiatan ini. Semoga di tahun-tahun berikutnya kegiatan WFA bisa terselenggara lagi dan lebih meriah,” ungkap Siti Romlah. (Sir/Saf)