JAVASATU.COM- Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana yang akrab disapa Mas Dhito mengingatkan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri agar tidak memamerkan gaya hidup mewah atau flexing, baik di kehidupan sehari-hari maupun di media sosial.

Imbauan itu disampaikan Mas Dhito dalam doa bersama perpindahan kantor sekretariat daerah, dua pekan setelah insiden perusakan dan pembakaran gedung perkantoran Pemkab Kediri, Selasa (16/9/2025).
“Kita di lingkup Pemerintah Kabupaten Kediri kalau bisa jangan sampai ada yang membuat masalah di luar sana, baik secara etika, moral, maupun dengan memamerkan gaya hidup berlebihan,” kata Mas Dhito.
Menurutnya, ASN adalah wajah pemerintah di mata masyarakat. Karena itu, setiap pegawai negeri diharapkan menjaga sikap dan perilaku, termasuk dalam bermedia sosial.
“Setiap orang tentu berharap hidup sejahtera, tapi capaian itu tidak perlu dipamerkan,” tegasnya.
Mas Dhito juga menekankan pentingnya integritas dan profesionalitas ASN, terutama dalam menjalankan pelayanan publik di tengah situasi pemulihan pasca perusakan kantor pemerintah.
“Semua hal strategis dan pelayanan dasar harus tetap berjalan. Jangan sampai ada catatan negatif,” ujarnya.
Selain soal etika ASN, Mas Dhito turut menyinggung proses rehabilitasi gedung perkantoran Pemkab Kediri yang terbakar pada aksi anarkis akhir Agustus lalu. Ia memastikan pembangunan kembali akan ditangani langsung oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Penataan Bangunan, Prasarana, dan Kawasan (BPBPK) Jawa Timur.
Gedung yang akan direhabilitasi meliputi Kantor Sekretariat Daerah, Kantor DPRD, dan Gedung Kantor Bupati Kediri.
Meski proyek ditangani pusat, Mas Dhito meminta instansi teknis Pemkab Kediri, seperti Dinas PUPR dan Dinas Perkim, tetap aktif mengawasi jalannya pembangunan.
“Walaupun itu dari kementerian, bukan berarti kita diam. Kita tetap harus ikut mengawasi,” tandasnya. (kur/saf)