JAVASATU.COM- Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana menegaskan komitmennya untuk tetap melanjutkan berbagai program keagamaan di Kabupaten Kediri, meskipun daerah menghadapi pengurangan transfer kas dari pemerintah pusat.

Hal itu disampaikan Mas Dhito, sapaan Bupati Kediri, saat memimpin Apel Hari Santri 2025 di Stadion Canda Bhirawa, Kecamatan Pare, Rabu (22/10/2025). Ia menyebut, Kabupaten Kediri dikenal sebagai salah satu daerah dengan ekosistem pesantren terbesar di Jawa Timur.
“Kabupaten Kediri memiliki 193 pondok pesantren dengan total santri mencapai 578 ribu orang. Masing-masing pesantren memiliki peran penting dalam membangun moral dan karakter bangsa,” kata Mas Dhito.
Mas Dhito menegaskan, meskipun terjadi efisiensi anggaran, program bantuan stimulan untuk pesantren tetap dilanjutkan. Hanya saja, alokasinya disesuaikan dengan kondisi keuangan daerah.
“Dari 51 pondok yang terdata, tahun ini bisa kami bantu 10 pondok dari rencana awal 20. Penyesuaian ini terpaksa dilakukan karena adanya pengurangan transfer kas dari pusat,” jelasnya.
Selain bantuan pesantren, program insentif atau bisyaroh bagi guru madrasah diniyah (madin) dan guru agama non-muslim juga dipastikan tetap berjalan. Program yang sudah dimulai sejak 2021 itu menargetkan penerima hingga 15.000 guru.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri, hingga saat ini sudah ada 9.500 guru penerima bisyaroh, dan seluruhnya telah terdaftar dalam BPJS Ketenagakerjaan. Selain itu, Pemkab Kediri juga menyiapkan program beasiswa bagi santri dan hafidz sebanyak 140 penerima untuk tahun 2025.
Dalam momentum Hari Santri, Mas Dhito mengingatkan kembali sejarah 22 Oktober sebagai tonggak perjuangan kaum santri melalui Resolusi Jihad yang dicetuskan KH Hasyim Asy’ari pada 1945 di Surabaya.
“Di masa kini, jihad bisa dimaknai sebagai perjuangan para guru dan masyayikh dalam mendidik generasi penerus bangsa. Mari kita jaga Kabupaten Kediri sebagai daerah yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” tegasnya. (kur/arf)