JAVASATU.COM- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri mendorong pemberangkatan jemaah umrah dan haji dapat dilakukan langsung melalui Bandara Dhoho Kediri setelah operasional penerbangan kembali dibuka. Langkah ini disebut menjadi upaya mempermudah akses keberangkatan jemaah dari wilayah Kediri Raya dan sekitarnya.

Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana mengungkapkan bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan PT Surya Dhoho Investama (SDHI), PT Gudang Garam Tbk, serta Angkasa Pura terkait rencana tersebut. Dia optimistis penerbangan umrah dari Bandara Dhoho bisa dimulai pada Desember 2025.
“Saya komunikasi dengan SDHI dan Angkasa Pura, optimisnya awal Desember 2025, jelek-jeleknya akhir Desember 2025. Kami tidak mau terlewat, karena Desember sampai Maret 2026 itu Arab Saudi memasuki musim dingin,” katanya saat meninjau Bandara Dhoho, Senin (10/11/2025).
Bupati Dhito menambahkan Pemkab Kediri juga sudah menjalin komunikasi dengan perwakilan maskapai asal Arab Saudi untuk membuka rute penerbangan umrah dari Kediri.
Saat ini Bandara Dhoho telah ditetapkan sebagai bandara internasional dan memperoleh surat resmi dari instansi berwenang. Status tersebut memungkinkan maskapai non-PK (maskapai luar negeri) masuk dan beroperasi di Kediri.
“Sebelumnya harus maskapai PK seperti Garuda, Citilink, Lion Air. Sekarang maskapai luar negeri sudah boleh masuk. Mohon doanya, semoga Desember sudah ada penerbangan umrah dari Kediri ke Saudi,” ujarnya.
Terkait fasilitas asrama haji, Bupati menjelaskan bahwa pembangunan asrama membutuhkan waktu sehingga untuk tahap awal akan memanfaatkan hotel sebagai tempat transit jemaah dan kru maskapai. Pola ini meniru Yogyakarta International Airport (YIA) yang akan menjadi embarkasi-debarkasi haji 2026 dengan memanfaatkan hotel sebagai asrama sementara.
“Kami hitung kebutuhan asrama sekitar 350 kamar. Ada hotel yang punya 160 kamar, ada yang 120 kamar. Kami akan subsidi untuk kebutuhan kru pesawat, sekaligus penunjang operasional,” kata Dhito.
Pemkab berharap pembukaan rute umrah dari Bandara Dhoho dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus mempermudah jemaah dari Kediri Raya sehingga tidak perlu lagi berangkat dari Surabaya atau daerah lain. (kur/arf)