JAVASATU.COM- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri menggelar Apel Siaga Bencana sekaligus pengukuhan pengurus dua Kampung Siaga Bencana (KSB) di Lapangan Desa Ngancar, Kecamatan Ngancar, Kamis (13/11/2025).

Dua KSB yang dikukuhkan adalah Bendung Bebaya dari Desa Siman, Kecamatan Kepung, serta Tangguh Slamet dari Desa Ngancar, Kecamatan Ngancar.
Wakil Bupati Kediri Dewi Mariya Ulfa menegaskan bahwa Kabupaten Kediri termasuk wilayah rawan bencana sehingga pola penanggulangan harus berubah.
Menurutnya, pendekatan kini tidak lagi menunggu kejadian, melainkan memperkuat pencegahan dan kesiapsiagaan masyarakat.
“Paradigma penanggulangan bencana bergeser dari responsif menjadi preventif, dari sektoral menjadi multisektoral, dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat,” ujarnya saat memimpin apel.
Mbak Dewi, sapaannya, menekankan bahwa pengurangan risiko bencana harus dilakukan secara berkelanjutan, mulai dari identifikasi dini hingga peningkatan sistem peringatan kebencanaan di tingkat desa. Ia menyebut kemampuan adaptif masyarakat menjadi kunci.
“Kita harus kreatif, inovatif, dan cerdas dalam membangun budaya keselamatan dan ketahanan di semua tingkatan. Ini penting untuk meminimalisir risiko sekaligus memperkuat kesiapsiagaan masyarakat,” jelasnya.
Mewakili Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana, Mbak Dewi memberikan apresiasi atas terbentuknya dua KSB baru tersebut dan berharap model serupa diperluas ke wilayah lain di Kabupaten Kediri.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kediri, Ariyanto, menjelaskan bahwa total 175 peserta terlibat dalam giat ini, meliputi 75 anggota KSB Bendung Bebaya, 63 anggota KSB Tangguh Slamet, dan 37 anggota Tagana.
Ia menambahkan, sehari sebelum apel digelar telah dilaksanakan pembentukan serta pelatihan manajemen KSB di Balai Desa Siman, Kecamatan Kepung.
“KSB dibentuk untuk melindungi masyarakat dari ancaman bencana melalui upaya pencegahan dan penanggulangan berbasis masyarakat, dengan memanfaatkan potensi alam dan SDM setempat,” pungkasnya. (kur/arf)