JAVASATU.COM- Pemerintah Desa (Pemdes) Bedanten, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik, menggelar Peken Madanten: Festival Bedanten Tempo Doeloe untuk melestarikan jajanan tradisional yang mulai dilupakan generasi muda.

Acara berlangsung di halaman Balai Desa Bedanten, Sabtu (9/8/2025), dan menarik ratusan pengunjung dari dalam maupun luar desa.
Bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK dan Komunitas Pemerhati Sejarah dan Budaya, festival ini menghadirkan bazar jajanan tempo dulu dari 13 RT serta satu stan Pengurus Pelestarian Makam Penggede (PPMP) Bedanten yang memamerkan koleksi pusaka dari Museum Madanten.
Menu yang disajikan antara lain gethuk, klanting, gatot, nogosari, ketan bumbon, srawot, dan aneka kuliner tradisional era 70-an.

Kepala Desa Bedanten, Abdul Majid, mengatakan ide ini lahir untuk mengenalkan kembali jajanan khas masa lalu kepada generasi milenial.
“Banyak nama jajanan ini asing di telinga anak muda. Lewat Peken Madanten, kami ingin mengenalkan kembali budaya kuliner lama, lengkap dengan suasana pasar tradisional,” ujarnya.
“Melupakan sejarah berarti mengabaikan jati diri. Lewat festival ini, kami berharap generasi muda tidak hanya mengenal jajanan tempo dulu, tapi juga memahami sejarah desa mereka,” tutup Abdul Majid.

Abhiseka, penggiat sejarah sekaligus pengurus PPMP, menambahkan festival ini akan dijadikan agenda tahunan bertepatan dengan momen 17 Agustus, haul desa, sedekah bumi, atau hari jadi Desa Bedanten.
“Antusias masyarakat luar biasa. Informasi dari media sosial membuat pengunjung tidak hanya dari Bedanten, tapi juga desa tetangga,” katanya.
Selain bazar, pengunjung juga mendapat edukasi sejarah Bedanten yang tercatat dalam Prasasti Cangguh tahun 1358 M.

Pihak PPMP menjelaskan asal-usul nama Madanten yang berubah menjadi Bedanten, terkait proyek pengalihan aliran Sungai Solo di masa lalu. (bas/arf)