JAVASATU.COM- Permintaan dupa asal Kabupaten Malang meningkat tajam menjelang perayaan Imlek. Tak tanggung-tanggung, produk dupa dari Desa Bedalisodo, Kecamatan Wagir, kini menembus pasar luar pulau, mulai dari Bali hingga Lombok.

Pantauan Javasatu.com, desa ini menjadi salah satu sentra produksi dupa terbesar di Malang.
Sejak pagi, para perajin, yang kebanyakan perempuan paruh baya sibuk mengolah bilah bambu menjadi batang dupa. Ada yang memotong, menghaluskan, hingga menjemurnya secara manual di halaman rumah industri.
Meski debu beterbangan dan proses produksi cukup melelahkan, semangat para pekerja tetap tinggi. Beberapa memilih memakai masker, namun tak sedikit pula yang tetap bekerja tanpa pelindung.
“Permintaan paling tinggi biasanya menjelang Imlek, terutama bulan Januari. Kita kirim ke Bali dan Lombok lewat pengepul tetap,” ujar Yudi (28), mandor di salah satu rumah produksi dupa MDN, Minggu (21/1/2019).
Yudi menjelaskan, produksi dupa yang mereka hasilkan tergolong bahan mentah. Setibanya di tangan pengepul, dupa diberi tambahan wewangian sebelum didistribusikan kembali ke berbagai daerah, termasuk Malang sendiri.
Saat ini, terdapat 12 pekerja aktif di rumah industri tersebut. Rata-rata, satu orang mampu memproduksi hingga 80 kilogram dupa per hari. Total, dalam sehari tempat ini bisa menghasilkan sekitar 960 kilogram dupa mentah.
“Dari jumlah itu, semuanya langsung disetor sesuai permintaan. Biasanya menjelang hari besar seperti Imlek, kami harus lembur untuk memenuhi target,” tambah Yudi.
