Javasatu,Malang- Ini fakta mutasi virus strain baru B.1.617.2. Ya, Recta Geson Bos PRO EM 1 baru saja pulang dari Amerika Serikat. Dirut PT AMA, perusahaan yang memproduksi probiotik Pro EM 1 itu berbagi pengalamannya. Ia juga menjelaskan soal fakta mutasi virus itu di Taman Indie River View Resto, Jl. Lawang Sewu Golf no 2-18, Malang, Selasa (8/6/2021) malam.
Recta, sapaan akrabnya mengatakan, ia berada di Amerika selama dua minggu. Yakni dari tanggal 6-19 Mei 2021. Ia berkunjung ke beberapa kota yaitu: Chicago, Madison, Milwaukee. Menurutnya masyarakat mematuhi protokol kesehatan. Yakni memakai masker, menjaga jarak dengan pengaturan jarak antar meja atau bangku dalam restoran, kantor, bandara.
BACA JUGA: Recta Geson Bos PRO EM 1 Cermati Pencegahan Penularan Covid di Amerika Serikat – nusadaily.com
“Lalu menyediakan hand sanitizer berupa alkohol 70% dan tempat mencuci tangan dengan sabun. Tidak nampak bilik-bilik fumigasi desinfektan yang biasanya diletakkan di depan restoran, perkantoran. Dan fasilitas-fasilitas umum,” paparnya dikutip javasatu.com, Rabu (9/6/2021).
Kata Recta, sejak Covid-19 melanda Indonesia Maret 2020, gugus tugas, pemerintah kota, perkantoran dan fasilitas umum menggunakan fumigasi desifektan pada lingkungan di sekitar. Harapannya virus akan mati dan lingkungan jadi steril.
“Akan tetapi pandemi Covid-19 belum kunjung reda. Lebih menakutkan ITD (Institute of Tropical Disease) Univeritas Airlangga. Telah menemukan tidak sedikit strain baru virus Covid-19 yang tersebar di seluruh nusantara,” ujarnya.
Bahkan yang paling menakutkan strain baru B.1.617.2 yang melanda India dan mengakibatkan tsunami. Strain ini mulai menyebar ke seluruh dunia. Mengapa bisa terjadi?
Fakta Mutasi Virus
Recta melansir sebuah penelitian yang dilakukan di University of California, San Diego, Amerika Serikat. Yakni oleh Holland , J.J., E. Domingo, J.C. de la Torre and D. Steinhauer (1990). Virus yang memiliki materi genetik berhelai satu berupa RNA. Itu akan bermutasi ketika bersentuhan dengan zat kimia pemicu mutasi, yang dikenal sebagai mutagen.
Ditegaskannya, dua materi yang dapat membunuh Covid-19 adalah alkohol 70% dan sabun. Mencuci tangan dengan sabun direkomendasikan sebagai pencegah penyebaran Covid-19.
Recta menerangkan, cara kerja sabun adalah:
- Merusak spike glycoprotein atau spike protein virus demikian juga alkohol 70%,sehingga virus menjadi tidak aktif karena tidak bisa menempel pada sel inang.
- Menjebak virus dalam gumpalan busa sabun.
- Memiliki fungsi antivirus.[2]
Sehingga kata Recta, secara teknis sabun dikategorikan sebagai surfactant (Surface Active Agent). Yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan.
Penjelasannya, rute utama masuk corona virus adalah melalui hidung, mulut dan sebagian melalui mata. Virus yang masuk melalui hidung, mulut dan mata dapat diinaktifasi di tenggorokan (pharynx) atau nasopharynx. Dengan menggunakan obat kumur atau nasal spray yang mengandung surfactant. Lalu dengan cara merusak spike protein virus dan menjebak virus ke dalam gumpalan busa. Sehingga virus tidak dapat menempel pada dinding alveolus(gelembung paru-paru) akibatnya tidak terjadi infeksi.
“Sabun hanya di permukaan kulit, lantas bagaimana dengan yang masuk ke pencernaan. PRO EM 1 ini mengandung surfactant yang bisa merusak spike protein virus dalam tubuh,” terangnya.
Hasil Uji Unaktifasi
Recta menunjukkan hasil uji unaktifasi virus H1N1 tahun 2013 di Japan Food Research Laboratories, Tokyo oleh EMRO Okinawa Jepang. Membuktikan konsentrasi 1% PRO EM1 mampu menginaktifasi virus H1N1 dalam waktu kurang dari 30 menit.
Menurutnya, dalam PRO EM1 terkandung banyak biosurfactant. Probiotik multi strain dalam PRO EM1 memproduksi biosurfactant. Ini yang menjadi dasar penggunaan nano spray PRO EM1 sebagai nasal spray atau spray ke kulit. (ary)
Comments 1