JAVASATU.COM-BATU- Atlet Triathlon (berenang, bersepeda dan berlari) Asihta Aulia Azzahra yang menjadi tim DKI Jakarta di Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun 2020 ini ingin balik kucing, ingin kembali membela Jawa Timur di ajang Nasional dan Internasional maupun PON Aceh tahun 2024/2025 mendatang.

Gadis 22 tahun kelahiran Sidoarjo ini, bukan tanpa alasan. Ashita memulai karier dari atlet renang untuk Jatim, setelah itu mengikuti kejuaraan atletik (lari dan fun run).
Dan setelah mengikuti kejuaraan tersebut Mahasiswa Fakultas Sastra Jurusan Bahasa Inggris, Unitomo Surabaya ini beralih profesi menjadi atlet Triathlon dan berhasil meraih podium pertama tahun 2017.
Ditemui di kantor SIWO Kota Batu PWI Malang Raya, Jalan Hasanudin Junrejo Kota Batu, Rabu (15/6/2022), Ashita bercerita, keinginannya untuk kembali sebagai atlet Triathlon di Jatim didorong berbagai alasan.
“Pertama ingin dekat dengan keluarga, kuliah juga di Surabaya. Terkait dengan uang pembinaan bagi saya tidak menjadi masalah yang penting perhatian dari pemerintah Jatim, fasilitas sarana dan prasarana untuk berlatih ada” ungkap Ashita yang juga Alumni SMAN 02 Sidoarjo ini.
Atlet termuda di ajang olahraga Asian Game 2018 di Jakarta itu mengungkapkan, Jika keinginannya tidak ada respon positif dari pemerintah Provinsi Jatim maupun KONI Jatim, maka mau atau tidak mau untuk mengembangkan kariernya, pilihannya tetap membela DKI Jakarta.
“Mudah-mudahan ada respon positif dari KONI, jika ada sinyal baik, untuk PON Aceh pada tahun 2024/2025 mendatang atau event lain. Insya Allah, rencana Asihta akan membela daerah kelahiran saya Jawa Timur” kata dia.
Ia mengungkapkan, Triathlon merupakan cabang olahraga eksibisi pada event Pon Papua pada tahun 2020 yang lalu. Ia berkesempatan untuk dapat berlaga pada event tersebut sebagai atlet DKI Jakarta.

Menjadi tim DKI Jakarta itu bermula, ketika dirinya mendapatkan ajakan dan penawaran dari Federasi Triathlon DKI Jakarta dan dirinya menerima.
“Dikarenakan event bersifat eksibisi atau percobaan dan perolehan medali belum dapat dimasukkan pada perhitungan perolehan jumlah medali per daerah. Maka, perpindahan membela daerah bukan tempat kelahiran tidak terlalu rumit” tuturnya. (Yon/Saf)