Javasatu,Batu- Setelah viral lewat akun Instagram yang meng-upload perjalanan hidupnya karena membela Timnas Putri, kini Jasmine Sefia Wainie Santoso jadi bahan pembicaraan di kalangan masyarakat maupun pejabat. Utamanya di lingkungan pendidikan maupun Di internal Komite Olah Raga Nasional (KONI) Kota Batu.
Netizen yang sebagian besar penggemar bola mengutuk sikap sekolah tempat Jasmine menempuh pendidikan. Yakni di salah satu SMP Negeri di Kota Batu. Pasalnya sekolah ini dianggap mendiskriminasi Jasmine dan mengosongkan nilai rapor.
Para penggemar olahraga ini menyayangkan di zaman seperti sekarang masih mengemuka permasalahan anak tidak masuk sekolah. Padahal modul dan tugas. Lagipula, sosok Jasmin merupakan atlet sepakbola U 16 yang masuk di Tim Nasional (Timnas).
Menanggapi kontroversi ini, Walikota Batu, Dra Hj Dewanti Rumpoko MSi agak berbeda pendapat. Ia mengatakan bahwa sekolah tetap membutuhkan penilaian dari aktivitas belajar yang dilakukan siswa ini.
Menurut Dewanti, guru dan kepala sekolah sudah menyarankan agar yang bersangkutan pindah sekolah ke tempat terdekat dengan tempat latihan. Karena Jasmine banyak latihan di Malang. Sementara proses perpindahan bisa diuruskan Dinas Pendidikan.
Adapun solusi kedua adalah Jasmine menempuh home schooling atau mengikuti kejar paket agar dua tujuan bisa terlaksana dengan baik.
“Karena Jasmine kan kelas 2 SMP, sebentar lagi kelas 3 SMP dan harus mengikuti Ujian Nasional, ditakutkan nanti nilainya tidak bisa masuk, karena sekarang semua terkomputerisasi secara nasional, kalua sudah begitu kita tidak bisa membantu,” beber Dewanti, Senin (6/1).
Sementara Dwi Cahyono, ayah Pemain Timnas Putri U-16 Jasmine, mengaku tidak mendapatkan undangan resmi ataupun pemberitahuan rencana pemanggilannya ke SMPN 2 Batu.
“Kalau itu saya kurang tahu karena tidak ada undangan resmi dari sekolah. Dengan tidak adanya pemberitahuan serta undangan resmi dari SMPN 2 Batu, Dwi pun tidak akan datang ke SMPN 2 Batu.
Jasmine saat ini berada di rumahnya di Sumberpucung,” tegasnya.
Dwi mengaku ada utusan dari Pemkot Batu untuk melihat kondisi psikologis Jasmine, Sabtu lalu. Dalam waktu dekat dia berjanji akan memberikan klarifikasi.
“Saat ini anak saya ada di rumah,” ulangnya.
Terkait kontrovesi ini Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, Rahmat Hardijono mengatakan pihaknya bisa memfasilitasi jika Jasmine ingin pindah sekolah ke Kabupaten Malang. Kepindahan itu tidak menjadi persoalan.
“Sayang sekali kalau harus berhenti sekolah. Jika Kalau mau sekolah dekat dengan orangtuanya di Sumberpucung, apakah SMP 1 atau 2, nanti bisa kami bantu.Karena pendidikan itu adalah hak dan kewajiban, apalagi pendidikan dasar,” ujar Rahmat.
Rahmat juga menyarankan agar Jasmine tidak meninggalkan sekolah. Dinas Pendidikan Kabupaten Malang pun dengan senang hati memfasilitasi agar Jasmine bisa bersekolah kembali. (Cng/Ayu)