JAVASATU.COM-SURABAYA- Sebanyak 3.370 botol plastik membentuk terowongan nampak tertata rapi dan berdiri kokoh di Oval, Linear, Void Atrium Ciputra World Surabaya. Botol-botol plastik tersebut sengaja ditampilkan dalam pameran bertajuk VCD Outlining 2023: ArtXplosion, yang diselenggarakan oleh visual communication design, Universitas Ciputra Surabaya.

Ecoton sebagai salah satu pendukung Pameran mengenalkan keberadaan mikroplastik di perairan kota Surabaya.
Dengan menggunakan 2 mikroskop stereo pembesaran hingga 1.000 kali dihubungkan dengan layar 55 inch sehingga pengunjung pameran bisa melihat secara visual bentuk mikroplastik.
“Mikroplastik adalah serpihan plastik berukuran mikro dibawah 5 mm hingga 0,001 mm atau 1 mikron sehingga dibutuhkan mikroskop untuk melihatnya, dalam pameran ini kami menunjukkan jenis-jenis mikroplastik yang kami temukan di perairan Kota Surabaya,” ungkap Rafika Apriliani dalam keterangan tertulisnya diterima redaksi media ini pada Minggu (7/5/2023).
Lebih lanjut kepala Laboratorium Mikroplastik ini menjelaskan bahwa selama tiga hari pameran di Ciputra World, Ecoton menerima sampel air pengunjung untuk bisa diuji kadar dan jenis mikroplastiknya.
“Butuh edukasi dan kampanye masif tentang bahaya plastik sekali pakai, Pemkot Surabaya sudah punya Surat Edaran pelarangan plastik sekali pakai tinggal implementasi dan ketaatan warga untuk turut kurangi racun mikroplastik di Surabaya,” pungkas Rafika.
Wakil Menteri Kemenparekraf Republik Indonesia, Christian Angela Tanoesoedibjo hadir dalam Pameran yang mengangkat tentang sustainable development goals (SDG’s). Menurut dia, pameran ini diadakan, karena bumi dan lingkungan semakin tercemar, sumber daya alam semakin terbatas, generasi masa depan semakin terancam.
“Melalui pameran ini diharapkan lebih banyak masyarakat yang mengerti tentang problem global yang sedang terjadi,” ungkap Christian Angela Tanoesoedibjo yang hadir dalam pembukaan Art Explosion yaitu pameran berskala Internasional di Ciputra World Mal Surabaya.
Perlu diketahui, pameran ini diselenggarakan untuk memperingati Hari Kreativitas dan Inovasi Sedunia yang jatuh pada tanggal 21 April yang diselenggarakan oleh Program Studi Visual Communication Universitas Ciputra.
Pameran digelar pada tanggal 5-7 Mei 2023 di Ciputra World Surabaya ini ramai dikunjungi pelajar dan mahasiswa di Surabaya.
Pameran ini menggandeng mahasiswa dari Birmingham City University di Inggris, TARUMT dari Kuala Lumpur, Dayeh University Taiwan, dan Multimedia University Putrajaya Malaysia untuk mengadakan pameran internasional.
Pemandu Pemateri Ecoton, Kholid Basyaiban mengungkapkan, pameran Botol Plastik yang diusung Ecoton ingin mengingatkan anak muda di Surabaya agar lebih bijak dalam menggunakan plastik sekali pakai.
“Dalam sehari dari survei pengunjung menunjukkan bahwa dalam sehari rata-rata anak muda Surabaya menghasilkan 2 sampah botol plastik, terowongan botol plastik sebanyak 3.370 adalah sampah yang dihasilkan anak muda Surabaya selama 4 tahun,” ungkap Kholid Basyaiban.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, pameran ecoton ini menjelaskan bahwa sampah plastik yang tidak terkelola akan terbuang ke sungai dan laut, lambat laun akan terpecah menjadi mikroplastik.
“Mikroplastik yang ada di air akan mencemari sumber air minum kita dan seafood yang kita konsumsi karena 80% ikan-ikan di Jawa Timur ditemukan mikroplastik dalam lambungnya,” beber Kholid memungkasi.
Sementara itu salah satu pengunjung, Indah Fisti Wulandari, seorang Pegawai Bank Swasta di Surabaya mengaku akan berhati-hati dalam menggunakan plastik sekali pakai yang menjadi sumber mikroplastik.
“Baru pertama tahu mikroplastik ada di air, bentuknya seperti serat dan berwarna-warni, khawatir akan mencemari air minum dan makanan,” ungkap Indah Fisti Wulandari.
Pengunjung lain, Sumiani asal Jagir Surabaya mengaku sudah sering menghimbau anaknya untuk menggunakan tumbler dan rantang tapi masih saja bandel pakai tas plastik.
“Masih susah menghilangkan kebiasaan memakai tas kresek dan botol minum plastik, tapi kalo sudah tahu bahaya plastik bisa masuk dalam darah, air susu dan lambung orang pasti akan takut dan mau berubah tidak pakai plastik-plastik lagi,” ungkap Sumiani. (Sir/Saf)