JAVASATU.COM-GRESIK- Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid (Gus Jazil) mengajak para santri untuk berani memiliki cita-cita besar. Mimpi dan motivasi besar tersebut harus dimiliki setiap santri sehingga bisa terpacu untuk terus belajar dengan sungguh-sungguh dan serius dalam menatap masa depan.
”Seluruh santri saya harapkan punya cita-cita yang besar, cita-cita yang tinggi, sekaligus kemauan yang besar untuk menjadi pejuang, untuk menjadi teladan, dan juga menata masa depan,” ujar Gus Jazil saat memimpin apel perdana Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Pondok Pesantren Modern Sunanul Muhtadin, Kertosono, Sidayu, Gresik, Senin (17/7/2023).
Di hadapan para santri Sunanul Muhtadin, terutama santri baru, Gus Jazil mengatakan bahwa masa-masa di pesantren adalah momentum emas untuk mengukir sejarah sebagai bekal menjalani kehidupan di masa mendatang.
”Kita sedang mengukir sejarah baru. Bagi santri yang baru mudah-mudahan semua kerasan di pondok, nyaman dan tentunya serius dan bersungguh-sungguh untuk mencari, mendalami, belajar ilmu pengetahuan, khususnya Alquran, ilmu bahasa dan keterampilan lainnya sebagai bekal kita menuju masa depan,” tuturnya.
Ketua Ikatan Alumni Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ) Jakarta ini juga mengajak siswa dan para guru di Pesantren Sunanul Muhtadin agar bisa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa tidak merasa terbebani saat belajar di pesantren.
”Belajarlah yang sungguh-sungguh, serius, tapi saya berharap ketika proses belajar mengajar diberikan dengan cara yang tepat dan tidak membebani siswa,” urainya.
Gus Jazil yang juga pendiri Pondok Pesantren Sunanul Muhtadin mengatakan, pesantren yang dirintisnya tersebut usianya masih sangat muda, baru tiga tahun. Namun, dirinya sangat bersyukur karena saat ini antusias masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di Ponpes Sunanul Muhtadin sungguh luar biasa. Setiap tahun, jumlah santri terus bertambah signifikan. Menariknya, santri tidak hanya datang dari wilayah Gresik saja, namun banyak datang dari luar kota bahkan luar pulau.
Untuk itu, dirinya terus berusaha untuk menjadikan Pesantren Modern Sunanul Muhtadi sebagai salah satu pesantren unggulan dan bisa mencetak generasi Islam yang unggul.
”Semua guru yang ada kita hadirkan guru-guru terampil, bermutu dari berbagai lulusan perguruan tinggi unggulan agar para santri bisa belajar dengan baik,” katanya.
Selain itu, kata Gus Jazil, sarana pendidikan dan berbagai sarana penunjang lainnya terus dilengkapi, baik berupa fasilitas asrama yang nyaman, perpusatakaan, laboratorium bahasa asing, baik Inggris, Arab maupun Mandarin, serta sarana lainnya.
”Memang belum lengkap semua, tapi akan terus kita lengkapi, terpenting anak-anak bisa nyaman untuk belajar. Kita juga punya mushaf Al Quran selebar 1,5 meter dan lainnya,” tutur Gus Jazil.
Saat ini, Pondok Pesantren Modern Sunanul Muhtadin sudah memiliki jenjang pendidikan tingkat SMP, Madrasah Aliyah (MA) Tahassus Alquran, dan juga SMK dengan Kompetensi Keahlian Perhotelan dan Jasa Pariwisata, Desain Komunikasi Visual, Teknologi Laboratorium Medik, serta Farmasi Klinis dan Komunitas.
”Kami ingin mencetak generasi bervisi qurani yang mampu menguasai, mengajarkan dan menerapkan akidah, syariah dan akhlak dengan benar, serta memiliki keilmuan yang relevan dengan perkembangan zaman,” kata Gus Jazil. (Bas/Arf)