JAVASATU.COM-GRESIK- KH Nadib, tokoh sentral dalam geliat kemandirian ekonomi Nahdlatul Ulama (NU) di Kecamatan Dukun, Gresik, dikenang sebagai inspirator gerakan NU produktif. Julukan “Kiai Ekonomi” yang disematkan kepadanya bukan sekadar penghargaan simbolik, tetapi buah nyata dari kontribusi dan gagasannya dalam membangun ekonomi berbasis jamiyah.

Empat tahun setelah wafatnya, ratusan jemaah memadati halaman kediaman istrinya, Bunyai Hj. Jalilah, di Desa Lowayu, Kamis (24/4/2025), untuk mengikuti haul ke-4. Kehadiran jemaah menunjukkan betapa besar pengaruh dan keteladanan sosok KH Nadib di mata masyarakat.
Semasa hidup, KH Nadib dikenal sebagai pribadi kalem dan bersahaja, namun memiliki visi tajam dalam memperkuat kemandirian umat. Ia menggagas berbagai program strategis di bawah naungan MWCNU Dukun, mulai dari pendirian KSPPS NU, NUmani Bakery, hingga rintisan usaha lainnya. Di tangan dinginnya, ekonomi kerakyatan menjadi ruh perjuangan NU di tingkat akar rumput.
“Beliau pelan bicara, tapi gagasannya tajam dan aplikatif. Banyak usaha produktif NU yang tumbuh karena semangat dan arahannya,” ujar salah satu panitia haul.
Rangkaian haul dimulai dengan doa washilah, dilanjutkan pembacaan Surah Yasin oleh KH Ahmad Niam Karimi (Pengasuh YPP Karomah Al-Qur’an, Banyuurip Ujungpangkah), serta tahlil oleh KH Abdul Muhshi (Pengasuh Ponpes Al-Karimi, Tebuwung).
Perwakilan keluarga, KH Muchtar Wahid, mengungkapkan rasa syukur atas kehadiran para jemaah. Ia menekankan bahwa haul bukan hanya mengenang, tetapi juga mengajak umat untuk meneladani dan melanjutkan perjuangan para alim ulama.
“Haul ini jadi ruang muhasabah. Kita belajar dari hidup beliau bahwa amal produktif tak pernah berhenti meski jasad telah tiada,” ungkap KH Muchtar, yang juga Wakil Rois Syuriah MWCNU Dukun.
Acara ditutup dengan doa bersama oleh KH Abdul Azis (Rois Syuriah Ranting NU Lowayu) dan KH Nur Sholeh Hasyim (Wakil Ketua Tanfidziyah MWCNU Dukun), serta ramah tamah bersama keluarga besar dan masyarakat sekitar. (Hoo/Arf)