Javasatu,Malang- Kenaikan bahan baku Kedelai untuk membuat Tahu, sejumlah produsen Tahu di Kabupaten Malang mengurangi ukuran Tahu yang diproduksi.
Salah satu produsen Tahu asal Desa Putat Kidul, Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang, Sumarmi mengaku, pihaknya memiliki trik atau cara agar keuntungan tetap stabil, dikala harga bahan baku Kedelai meroket.
“Yaitu caranya ya mengurangi ukuran Tahunya saat mau di jual. Iya biar modal produksi dan untung penjualan sesuai, dan tidak rugi banyak” ungkap Sumarmi, Selasa (5/1/2021).
Sumarmi menjelaskan, sebelumnya ia mendapat kedelai dengan harga Rp.7000 perkilogramnya, namun sekarang naik menjadi Rp. 9.800 perkilonya.
“Sekarang per karungnya itu Rp 490 ribu. Kalau normalnya, per karung itu Rp 300 sampai Rp 350 ribu. Itu beratnya 50 kilogram” terang Sumarmi.
Menurut Sumarmi, secara tidak langsung hal itu juga berdampak pada penjualannya. Mekskipun jika dari jumlah penjualannya tetap sama. Dirinya pun juga tidak bisa menaikan harga jual. Sebab khawatir berdampak pada tingkat penjualan.
“Kadang ada pelanggan yang komplain, kenapa Tahunya jadi lebih kecil” imbuh wanita berusia 45 tahun ini.
Untuk harga jual Tahunya, Tahu produksi Sumarmi dibanderol dengan harga Rp 3 ribu hingga Rp 5 ribu per 10 bijinya. Ada dua jenis Tahu yang ia produksi, yaitu Tahu Gembos dan Tahu Bentet.
“Kalau dihitung untung rugi, ya mungkin ada ruginya. Tapi alhamdulillah hingga saat ini pembeli masih tetap. Karena juga ada yang langganan,” terangnya.
Berita Lainnya:
-
Tempe Langka, LaNyalla Minta Pemerintah Stabilkan Harga Kedelai – Nusadaily.com
-
Harga Kedelai Melonjak, Kadin Kota Batu Bantu Pemasaran Panganan Warisan Budaya – Nusadaily.com
-
Kenaikan Harga Cabai dan Telur Picu Inflasi Madiun – Nusadaily.com
Terakhir Sumarmi berharap agar harga kedelai bisa kembali normal, supaya produksi tahunya bisa lancar.
“Ya harapannya harga kedelai bisa murah. Walaupun tida terlalu murah, harapannya bisa stabil. Karena kalau terlalu murah kan juga kayaknya tidak mungkin” pungkasnya. (Agb/Saf).
Comments 6