JAVASATU-GRESIK- Pengrajin sarung tenun songket sutra Sari Ratu mengeluhkan omzet akibat lesunya perputaran ekonomi dampak badai pandemi Covid-19.
Kerajinan sarung tenun songket sutra Sari Ratu berlokasi di Desa Wedani, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik.
“Akibat pandemi Covid-19 hampir dua tahun ini, omzet kami menurun drastis mas” ungkap Pemilik kerajinan sarung tenun songket Sari Ratu, Muhammad Ghofur mengeluh kepada media ini pada Minggu (9/1/2022).
Sebelum pandemi, Ghofur mengngkapkan, omzetnya sangat bagus. Namun sekarang untuk beli bahan saja sulit. Belum untuk biaya operasional lainnya.
“Seperti gaji karyawan, dan kebutuhan lainnya mas” jelasnya.
Usaha yang digeluti Ghofur dari turun temurun ini, akibat terjangan pandemi hampit tutup tak beroperasi.
Selanjutnya, Ghofur menambahkan, sarung tenun Sari Ratu memproduksi berbagai macam motif dan corak. Untuk menyelesaikan satu sarung tenung songket sutra memerlukan waktu satu minggu.
“Tapi kalau untuk sarung tenun mesres satu minggu bisa dapat 5 potong. Tergantung orang yang mengerjakan” tegasnya.
Untuk harga, Ghofur mengungkapkan, bervariasi, tergantung jenis bahan dan motif. Serta tingkat kesulitan pengerjaannya.
“Sarung mesres harga Rp.350 ribu, Sutera Rp. 1.750.000. Sutera songket mulai harga Rp. 2 jutaan” terangnya.
Untuk pasaran sarung tenun songket sutra, kata Ghofur sudah merambah seluruh Indonesia. Kalau luar negeri biasanya Yaman, Timur tengah.
“Harapan saya semoga pemerintah daerah Kabupaten Gresik memperhatikan usaha kecil menengah/ UMKM. Agar bisa tetap bertahan hidup di masa pandemi” tutup Ghofur. (Bas/Nuh)