JAVASATU.COM- Akademisi Universitas Esa Unggul bersama Aliansi Serikat Pekerja FSP ASPEK Indonesia menggelar Workshop Literasi Keuangan Serikat Pekerja di Antara Heritage Center, Pasar Baru, Jakarta Pusat.

Kegiatan yang berlangsung dengan dukungan Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi ini bertujuan memperkuat kapasitas serikat sebagai aktor strategis dalam mewujudkan tata kelola perusahaan yang transparan dan adil.
Workshop ini menekankan pentingnya kemampuan serikat dalam membaca laporan keuangan perusahaan, mulai dari neraca, laba rugi, hingga arus kas. Literasi keuangan dinilai menjadi kompetensi fundamental untuk meningkatkan posisi tawar saat melakukan negosiasi.
Akademisi sekaligus akuntan profesional, Dr. Daryanto Hesti Wibowo, menegaskan bahwa banyak serikat pekerja di lapangan masih bergantung pada informasi sepihak dari manajemen atau pihak ketiga. Kondisi ini, menurutnya, sering menimbulkan miskomunikasi hingga konflik internal.
“Banyak serikat pekerja tidak punya akses data yang cukup sehingga pengambilan keputusan sering tidak akurat. Dengan kemampuan analisis keuangan, posisi mereka dalam negosiasi bisa lebih kuat,” jelas Dr. Daryanto, Jumat (14/11/2025).
Selain pelatihan, acara ini juga menjadi momentum peluncuran buku “Literasi Keuangan Serikat Pekerja: Sebentuk Upaya Penguatan”, sebuah panduan praktis hasil riset lapangan dan pengalaman pendampingan berbagai serikat pekerja.
Tak hanya itu, kegiatan ini turut menghadirkan peluncuran Aplikasi Digital Serikat Pekerja (DSP). Platform tersebut menyediakan modul literasi keuangan, panduan negosiasi berbasis data, hingga ruang kolaborasi internal bagi anggota serikat.
“Serikat pekerja harus bertransformasi mengikuti perkembangan zaman. Dengan data yang akurat dan teknologi yang tepat, posisi tawar mereka akan semakin profesional,” ujar Dr. Bambang Irawan, akademisi dan pakar teknologi informasi.
Sementara itu, akademisi dan pakar komunikasi politik Dr. Fajarina menekankan bahwa serikat pekerja di era modern harus mampu menjadi mitra dialog yang kuat dan kritis dalam mendorong transparansi perusahaan serta memperjuangkan hak pekerja secara berkelanjutan.
“Literasi keuangan bukan hanya soal angka, tetapi strategi jangka panjang untuk masa depan kesejahteraan pekerja,” tegasnya.