email: javasatu888@gmail.com
  • Beranda
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • EKONOMI
  • PEMERINTAHAN
  • POLITIK
  • HUKUM
  • OLAHRAGA
  • WISATA & KULINER
  • ESAI
Javasatu.com
Selasa, 9 Desember 2025
No Result
View All Result
Javasatu.com
No Result
View All Result

Eksperimen “Nekat” Menkeu Purbaya: Melawan Arus dengan Membanjiri Pasar Uang Demi Ekonomi Tumbuh 8%

[SERI-1] Selama bertahun-tahun ekonomi Indonesia "dicekik" oleh ketakutan berlebihan terhadap inflasi. Kini, Purbaya Sadewa menempuh jalan berbeda: memindahkan ratusan triliun uang negara yang "tidur" langsung ke jantung perbankan. Sebuah pertaruhan besar ala Milton Friedman.

by Julian Sukrisna
8 Desember 2025

JAVASATU.COM- Di tengah riuh rendah perdebatan tentang ketidakpastian ekonomi global, Menteri Keuangan Purbaya Sadewa datang dengan sebuah diagnosa yang mengejutkan, bahkan cenderung kontroversial. Bagi Purbaya, lesunya ekonomi Indonesia belakangan ini bukan disebabkan oleh perang di Eropa atau suku bunga The Fed di Amerika, melainkan oleh “penyakit” yang kita ciptakan sendiri.

(Foto: Tangkapan layar channel YouTube Gita Wirjawan)

Dalam diskusi mendalam di siniar Endgame bersama Gita Wirjawan, Purbaya membongkar akar masalah yang selama ini jarang dibicarakan ke publik: Indonesia terlalu pelit dalam mengelola uang beredar.

Ekonomi yang Sengaja “Dicekik”

“Orang kan sering bilang karena global uncertainty, enggak ada urusan sama global uncertainty,” tegas Purbaya membuka percakapan. Menurutnya, kesalahan fatal ada pada kebijakan domestik yang terlalu kontraktif (ketat).

Ia menggunakan analogi yang cukup mengerikan untuk menggambarkan kondisi ekonomi Indonesia dalam setahun terakhir: “Jadi setahun lebih ekonomi dicekek, dikasih nafas sedikit, kemudian dicekek lagi”.

Apa maksudnya “dicekik”? Purbaya menjelaskan bahwa pertumbuhan uang beredar (M0) di sistem keuangan nyaris nol persen. Artinya, tidak ada tambahan “darah” baru yang dipompa ke tubuh ekonomi. Akibatnya, daya beli turun, dagangan sepi, dan gejolak sosial mulai muncul ke permukaan.

Jurus Milton Friedman: Banjiri Pasar!

Tidak mau terjebak dalam pola lama, Purbaya mengambil langkah yang disebutnya sebagai strategi “nekat” namun terukur. Ia mengaku terinspirasi oleh pemikiran Milton Friedman, ekonom peraih Nobel yang meyakini bahwa jumlah uang beredar adalah kunci utama penggerak ekonomi, bahkan lebih penting daripada sekadar naik-turun suku bunga.

Langkah konkretnya? Purbaya memindahkan dana pemerintah yang selama ini “menganggur” di Bank Sentral (Bank Indonesia).

BacaJuga :

Wamen Stella Christie Bongkar Mitos “IQ 80” Orang Indonesia: Anak Kita Tidak Bodoh, Sistemnya yang Salah!

Surat dari Penjara Mako Brimob: Ketika Susno Duadji Minta Mahfud MD Terus Berjuang saat Dirinya “Dihabisi”

“Saya pindahin uang saya dari BI ke perbankan… Saya pindahin 200 (triliun),” ungkap Purbaya.

Bagi orang awam, bayangkan ini seperti bendungan air yang pintunya dibuka lebar-lebar. Uang Rp200 triliun itu masuk ke bank-bank umum. Karena bank harus membayar bunga simpanan kepada pemerintah, mereka “terpaksa” harus segera menyalurkan uang tersebut menjadi kredit bagi pengusaha dan masyarakat agar tidak rugi.

“Itu baru separuh, senjatanya masih ada,” tambah Purbaya, mengisyaratkan bahwa ia masih memiliki cadangan dana ratusan triliun lagi jika ekonomi masih terasa lesu.

Target 8%: Mimpi atau Realita?

Langkah agresif membanjiri pasar dengan likuiditas ini bukan tanpa tujuan. Purbaya optimistis, jika mesin ekonomi domestik sudah “berminyak”, target pertumbuhan ekonomi 8% yang dicanangkan pemerintah bukanlah hal mustahil.

Purbaya memiliki hitungan matematika sendiri. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi 5% adalah angka moderat. Dengan melonggarkan “cekikan” likuiditas tadi, ekonomi bisa tumbuh alami ke level 6,5% hanya dengan mengandalkan kekuatan dalam negeri.

“Base-nya jangan kita hitung 5, base-nya 6,5,” ujarnya.

Lalu, dari mana sisa kekurangannya untuk mencapai 8%? Di sinilah peran investasi asing (FDI). Purbaya meyakini, investor asing tidak perlu dipaksa-paksa. Jika mereka melihat ekonomi domestik Indonesia tumbuh 6,5% dan daya beli masyarakat kuat, mereka akan datang dengan sendirinya.

“Saya enggak akan mengemis-ngemis mereka,” ucapnya percaya diri.

Risiko di Balik Optimisme

Tentu saja, strategi membanjiri pasar dengan uang tunai memiliki risiko klasik: inflasi. Jika uang terlalu banyak beredar sementara barangnya sedikit, harga-harga akan naik.

Namun, Purbaya menepis kekhawatiran itu. Ia berargumen bahwa ketakutan berlebihan terhadap inflasi justru membuat kita kehilangan momentum pertumbuhan.

“Selama kita tumbuhnya di atas laju pertumbuhan potensial… enggak apa-apa ekonomi tumbuh lebih cepat,” jelasnya. Baginya, inflasi bisa dikendalikan dan diukur, tetapi momentum pertumbuhan yang hilang sulit dikembalikan.

Kini, bola ada di tangan Purbaya. Eksperimen moneternya sedang berjalan. Apakah “banjir uang” ini akan membawa kemakmuran atau justru lonjakan harga? Waktu yang akan menjawab. (jup)

Sumber: Diolah dari kanal YouTube Gita Wirjawan (Tayang: 3 Desember 2025)

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook

Menyukai ini:

Suka Memuat...
Tags: Kabar TranskripKebijakan likuiditasM0 vs M2Milton Friedman IndonesiaPertumbuhan ekonomi 8 persen

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

BERITA TERBARU

Polisi Tangkap Pelaku Asusila Anak hingga Hamil di Sidayu Gresik Kurang dari 24 Jam

Wamen Stella Christie Bongkar Mitos “IQ 80” Orang Indonesia: Anak Kita Tidak Bodoh, Sistemnya yang Salah!

FGD di Bogor, Dewas BPJS Kesehatan Gandeng Serikat Pekerja Perkuat Program JKN

Surat dari Penjara Mako Brimob: Ketika Susno Duadji Minta Mahfud MD Terus Berjuang saat Dirinya “Dihabisi”

65 ASN Pemkab Malang Pensiun, Sekda: Tetap Berkarya untuk Masyarakat

Alarm Bahaya dari Meja Menkeu: Saat Gita Wirjawan Sodorkan Data “Ngeri” Ketertinggalan Insinyur Kita dari China

Klenteng Poo An Kiong Blitar Bangkit dengan Fasilitas Modern

Becak Listrik Presiden Prabowo Tiba di Kabupaten Pasuruan, Ini Keunggulannya

TNI Airdrop 5,4 Ton Sembako untuk Warga Terisolasi di Gayo Lues Aceh

Pengakuan Ngeri Susno Duadji: “Menghukum Orang Kasus Korupsi dengan Pasal Pembunuhan Pun Bisa!”

Prev Next

POPULER HARI INI

Indonesia Kirim 13 Atlet Taekwondo ke SEA Games 2025 di Thailand

Eksperimen “Nekat” Menkeu Purbaya: Melawan Arus dengan Membanjiri Pasar Uang Demi Ekonomi Tumbuh 8%

Rute, Tarif dan Jam Operasional Trans Jatim Malang Raya

Pengamat Nilai Tudingan ke Menko Zulhas soal Bencana Sumatra Bernuansa Politik

Pecah! Ribuan Pelari Taklukkan Lintasan Puskesmas Lawang Running Fest 5K 2025

BERITA LAINNYA

Wamen Stella Christie Bongkar Mitos “IQ 80” Orang Indonesia: Anak Kita Tidak Bodoh, Sistemnya yang Salah!

FGD di Bogor, Dewas BPJS Kesehatan Gandeng Serikat Pekerja Perkuat Program JKN

Surat dari Penjara Mako Brimob: Ketika Susno Duadji Minta Mahfud MD Terus Berjuang saat Dirinya “Dihabisi”

Alarm Bahaya dari Meja Menkeu: Saat Gita Wirjawan Sodorkan Data “Ngeri” Ketertinggalan Insinyur Kita dari China

Klenteng Poo An Kiong Blitar Bangkit dengan Fasilitas Modern

Becak Listrik Presiden Prabowo Tiba di Kabupaten Pasuruan, Ini Keunggulannya

TNI Airdrop 5,4 Ton Sembako untuk Warga Terisolasi di Gayo Lues Aceh

Pengakuan Ngeri Susno Duadji: “Menghukum Orang Kasus Korupsi dengan Pasal Pembunuhan Pun Bisa!”

Dari Nilai Merah di Singapura hingga Harvard: Kisah Stella Christie, Ilmuwan “Tak Dikenal” yang Dipinang Prabowo

Eksperimen “Nekat” Menkeu Purbaya: Melawan Arus dengan Membanjiri Pasar Uang Demi Ekonomi Tumbuh 8%

Prev Next

POPULER MINGGU INI

Pecah! Ribuan Pelari Taklukkan Lintasan Puskesmas Lawang Running Fest 5K 2025

Rute, Tarif dan Jam Operasional Trans Jatim Malang Raya

Legenda Malang Raya Bersatu Bangun Ekosistem Sepak Bola

Magister Administrasi Publik UNISMA Dampingi Kelurahan Ngaglik Kembangkan Potensi Lokal dan Layanan Publik

Karoseri Gunungmas Rambah Segmen Bus, Luncurkan Faz Revolver, Bidik Pasar Nasional

  • Tentang Javasatu
  • Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Siber
  • Kode Perilaku Perusahaan
  • Perlindungan Wartawan

© 2025 Javasatu. All Right Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

  • Beranda
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • EKONOMI
  • PEMERINTAHAN
  • POLITIK
  • HUKUM
  • OLAHRAGA
  • WISATA & KULINER
  • ESAI

© 2025 Javasatu. All Right Reserved

%d