JAVASATU.COM- Bakamla RI terus melakukan upaya pencarian terhadap satu korban kapal tenggelam KM Mutiara Prima 2 yang hilang di perairan Kepulauan Kei, Maluku Tenggara.

Diketahui, korban atas nama Wawan, salah satu dari 20 anak buah kapal (ABK), dilaporkan hilang usai kapal terbalik saat melaut.
Pencarian dilakukan pada Jumat (20/6/2025) oleh Tim SAR Gabungan, yang melibatkan personel dari Bakamla RI, Pos SAR Tual, Lanal Tual, dan BPBD Tual.
Operasi dilaksanakan menggunakan Rigid Inflatable Boat (RIB) milik Pos SAR Tual sejak pukul 08.00 WIT.
Kepala Stasiun Bakamla Tual, Rizal Ufer Suat, S.Pi., mengatakan pihaknya segera merespons informasi yang diterima dengan menurunkan personel untuk memperkuat tim pencarian.
“Kami bergerak cepat mengerahkan satu personel untuk bergabung dalam operasi SAR bersama instansi terkait. Fokus kami adalah membantu menemukan korban yang masih hilang,” tegasnya.
Diungkapkan, insiden tenggelamnya KM Mutiara Prima 2 jenis kapal pancing cumi berkapasitas GT.29 ini terjadi pada 19 Juni 2025. Sebanyak 19 ABK berhasil diselamatkan oleh kapal KM Mutiara Prima 1 dan KM Mutiara Prima 3 yang berada di sekitar lokasi kejadian.
“Satu orang dinyatakan hilang dan hingga kini belum ditemukan,” ujarnya.
Laporan awal disampaikan istri korban, Wa Ani, dan pengurus kapal Muhammad Umarella kepada Kesyahbandaran PPN Ambon, lalu diteruskan ke Basarnas Ambon. Karena lokasi kejadian berada di wilayah kerja Basarnas Tual, pencarian langsung dilimpahkan ke Pos SAR Tual.
Hingga berita ini diturunkan, pencarian masih belum membuahkan hasil. Bakamla RI menyatakan akan terus berkoordinasi dengan unsur SAR lainnya untuk melanjutkan operasi pada hari berikutnya.
“Bakamla RI tetap siaga dan siap mendukung setiap upaya penyelamatan di wilayah perairan nasional. Kami mengimbau masyarakat, khususnya nelayan sekitar Kepulauan Kei, untuk membantu apabila menemukan tanda-tanda keberadaan korban,” kata Rizal.
Pencarian ini menjadi bagian dari komitmen Bakamla RI dalam memperkuat keamanan dan keselamatan laut, termasuk dalam respons cepat terhadap kecelakaan pelayaran di wilayah perairan strategis Indonesia Timur. (Arf)