JAVASATU.COM-MALANG- Masyarakat Adat Singhasari bersama Tim Kerja TosanAji.id akan menggelar dua agenda budaya untuk memperkuat posisi Kecamatan Singosari Kabupaten Malang sebagai Kawasan Pariwisata Kebudayaan. Kegiatan ini sekaligus menjadi dukungan konkret terhadap pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari dan Museum Singhasari.

Dua agenda tersebut adalah Mapak Suro, yang akan berlangsung pada 17–19 Juni 2025 di Museum Singhasari dan beberapa situs budaya di Kecamatan Singosari, serta Grebeg Suro yang digelar pada 17 Juli 2025.
Ketua Masyarakat Adat Singhasari Yusuf Tanoko menegaskan pentingnya kolaborasi lintas pihak, dari desa hingga nasional, untuk mengembangkan kawasan tersebut sebagai pusat pariwisata budaya.
“Masyarakat Adat Singhasari terbuka untuk kolaborasi. Terutama dalam mendukung KEK Singhasari dan menghidupkan kawasan ini sebagai Kawasan Pariwisata Kebudayaan,” ujar Yusuf saat ditemui di Singosari, Senin (9/6/2025).
Yusuf juga menyoroti pentingnya peran Museum Singhasari sebagai laboratorium sejarah dan pusat edukasi budaya. Untuk itu, mereka akan menyelenggarakan Pameran dan Bursa Tosan Aji Nusantara, dengan mengangkat tema Tosan Aji Madakaripura sebagai bagian dari narasi sejarah Singhasari.
“Tosan Aji Madakaripura punya benang merah sejarah dengan Kerajaan Singhasari. Ini bisa membuka perspektif baru dalam memahami warisan leluhur,” tambahnya.
Sementara itu, Agung Prakoso, pemerhati Tosan Aji asal Pasuruan, menyambut baik gagasan tersebut. Ia menyebut tema Tosan Aji Madakaripura sebagai wacana segar dalam pengembangan narasi budaya Singhasari, yang selama ini lebih banyak fokus pada Tosan Aji Winongan.
“Kita perlu menggali hubungan sejarah Singhasari dan Madakaripura secara lebih mendalam. Termasuk soal keterkaitan Ken Arok, Mpu Gandring, dan warisan keris lainnya,” kata Agung.
Menurutnya, kekuatan utama dalam membangun Kawasan Pariwisata Kebudayaan ada pada akar sejarah, keragaman narasi, dan kemampuan merangkai gagasan dalam satu ekosistem pariwisata yang hidup.
“Singosari punya semua potensi itu. Dari KEK, museum, situs budaya, hingga masyarakat adat yang aktif. Ini saatnya menjadikan Singosari sebagai Kawasan Pariwisata Kebudayaan Nusantara,” pungkas Agung. (Saf/Nuh)