JAVASATU.COM-MALANG- Upaya warga Kelurahan Wonokoyo, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, dalam mengembangkan Wisata Aeng di sekitar Monumen Mayor Hamid Rusdi mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak. Destinasi wisata ini diharapkan menjadi ikon budaya dan sejarah yang memperkaya sektor pariwisata Kota Malang.

Dalam acara “Silaturahmi dan Buka Bersama Masyarakat Wonokoyo” pada Sabtu (29/3/2025), Presiden Malang Peduli Demokrasi, Imam Muslich, menyatakan komitmennya untuk mendukung pengembangan Wisata Aeng sebagai bagian dari pelestarian sejarah dan budaya.
“Wonokoyo memiliki potensi besar untuk dijadikan destinasi wisata berbasis sejarah dan budaya. Monumen Mayor Hamid Rusdi bukan hanya simbol perjuangan, tetapi juga bisa menjadi pusat edukasi bagi generasi muda. Kami sangat mendukung inisiatif masyarakat dalam mengangkat Wisata Aeng menjadi daya tarik wisata unggulan,” ujar Imam Muslich.
Camat Kedungkandang, Fahmi Fauzan AZ, menegaskan bahwa wisata sejarah seperti Wisata Aeng memiliki daya tarik unik yang tidak dimiliki daerah lain. Ia mendorong konsep wisata edukatif, seperti wisata bertutur atau rekonstruksi sejarah, untuk memperkenalkan kisah perjuangan Mayor Hamid Rusdi kepada masyarakat, terutama generasi muda.
“Kita bisa mengajak sekolah-sekolah untuk turut serta dalam wisata bertutur atau rekonstruksi kesejarahan di tempat ini. Dengan begitu, nilai sejarah yang ada tidak hanya menjadi monumen diam, tetapi juga hidup dalam ingatan masyarakat,” ujar Fahmi.
Lebih lanjut, Fahmi mengapresiasi inisiatif warga dalam mengembangkan kawasan tersebut. Ia berharap program pemerintah, termasuk alokasi dana Rp50 juta per RT dari Pemerintah Kota Malang, dapat mendukung pengembangan Wisata Aeng.
“Dana ini bukan dalam bentuk uang tunai, melainkan dalam bentuk kegiatan yang akan diusulkan melalui mekanisme yang tengah disusun oleh Pemkot Malang,” jelasnya.

Dukungan pengembangan Wisata Aeng diharapkan memperkuat pariwisata sejarah Kota Malang, menjadikan Wonokoyo destinasi yang bermanfaat bagi warga dan wisatawan.
Acara yang dihadiri warga, tokoh masyarakat, dan Forkopimcam ini menjadi ajang diskusi pengembangan wisata, diawali musik religi, sarasehan, dan ditutup buka bersama. (Saf)