JAVASATU-BATU- Warga Dusun Gerdu RW 17 Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji kota Batu Jawa Timur, sejak tahun 2017 lalu membangun sebuah destinasi wisata baru, namanya Kampung Anggrek Mandiri.

Dusun yang terletak di lereng Arjuno dan berjarak sekitar dua kilometer dari Taman Rekereasi Selecta itu dirintis sebagai kampung angrek. Hal ini demi keinginan masyarakat untuk menjaga kelestarian angrek.
Sebelum pandemi Covid-19, Kampung Anggrek Mandiri ini menyedot perhatian wisatawan dari berbagai daerah, terutama wisatawan asal Surabaya, Gresik dan Sidoarjo, karena mereka kagum dengan udaranya yang sejuk, bunga angrek cukup lengkap dan memiliki laboratorium anggrek sendiri.
“Namun begitu Covid-19 tiba di tanah air, wisatawan dan pedagang dari berbagai daerah mulai enggan datang. Kampung Angrek menjadi sepi” kata Pengelola Kampung Anggrek Mandiri, Faris Kabisri Purwantoko saat ditemui, Jumat (10/9/2021).

Meski demikian, ia optimis, ke depannya Kampung Angrek Mandiri ini akan ramai pengunjung, karena menawarkan sesuatu yang berbeda, tidak hanya berfokus pada budidaya anggrek saja, tetapi di sini juga membuat pembibitan hingga edukasi kepada para pengunjung.
Kata dia, Di kampung ini, tinggal petani-petani anggrek handal yang tergabung dalam Kelompok Tani Anggrek Mitra Alam. Tidak hanya membudidayakan anggrek dikampung mereka, para petani menghias kampung mereka dengan berbagai jenis anggrek.
Ribuan tanaman anggrek yang terdiri dari 25 jenis anggrek yang tumbuh di Indonesia dipasang sedemikian rupa, hingga membuat kampung ini terlihat begitu indah dan asri. Tentu bukan hanya wisatawan yang bersuka cita melihat keasrian Kampung Anggrek Mandiri ini, namun juga warga setempat.
“Ide awal pembuatan Kampung Anggrek Mandiri ini sebenarnya sudah muncul sejak tahun 2015, ada tiga warga yang mulai membudidayakan anggrek, yakni Pak Suarjo, Pak Suryanto dan Pak Supeno. Tahun 2021 ini kita kembangkan lagi, kalau sebelumnya hanya ada di satu RT yakni RT 2 sekarang kita kembangkan satu RW, yakni RW 17,” ujarnya
Pengembangan ini dimulai dari menghimpun warga yang menjadi petani anggrek. Ada tiga puluh petani yang tinggal ditempat ini kemudian membentuk Kelompok Tani Anggrek Mitra Alam kemudian dilanjutkan dengan menata anggrek dalam kampung.
Wisatawan yang hadir ditempat ini bisa melihat koleksi ribuan tanaman anggrek, ada kurang lebih 5000 tanaman anggrek dari 25 jenis tanaman Anggrek. Seperti Anggrek Vanda, Anggrek Eria, Anggrek Bulbo phylum, Anggrek Dendrobium, hingga Anggrek Collagen.

Juga beberapa Anggrek spesies Jawa, seperti Anggrek Collagen Asperata, Anggrek Pandura. Serta beberapa anggrek yang dilindungi, seperti Anggrek Selop atau Paphiopedilum Glaucophyllum. Spesies anggrek ini termasuk tanaman endemic Jawa Timur. Habitat anggrek ini berada di kawasan Selatan Lereng Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur.
“Kampung Anggrek Mandiri ini kita jadikan wisata edukasi, dimana wisatawan bisa melihat langsung, mulai proses pembibitan, penyemaian, penyebaran biji anggrek, pemindahan bibit, pembuatan media tanam hingga perawatan,” ujar Faris.
Baca Juga:
Warga berharap edukasi baru ini bisa mengangkat ekonomi masyarakat. Bukan hanya dari kunjungan wisatawan, namun juga menjadi barometer harga anggrek di Kota Batu. Ditempat ini wisatawan bisa mendapatkan anggrek paling murah dari endemic Arjuna Rp 20 ribu hingga Anggrek koleksi yang harganya ratusan ribu rupiah. (Yon/Saf)