JAVASATU.COM-SURABAYA- Badan Riset Urusan Sungai Nusantara (BRUIN) melakukan sensus sampah plastik di Kawasan Ekowisata Mangrove dan pantai Wonorejo Surabaya pada Minggu (15/10/2023). Hasilnya, ada 5 top produsen yang menghasilkan sampah plastik di kawasan itu.

Koordinator Program dan Litigasi BRUIN, Muhammad Kholid Basyaiban, S.H mengatakan, kegiatan sensus sampah plastik ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Brand Audit secara konsisten dilakukan oleh komunitas BRUIN sejak tahun 2022. Dan hasil sensus di pantai Wonorejo Surabaya menunjukkan ada 5 produsen teratas yang menghasilkan sampah plastik yang mencemari kawasan itu. Pertama unbrand, kedua produsen Wingsfood, ketiga Unilever, keempat PT Santos Jaya Abadi dan terkahir Indofood.
“Cara mengidentifikasi, kami membuat transek dengan ukuran Panjang 2 meter x lebar 2 meter dan mengambil sampah yang masuk di dalam transek tersebut. Sampah yang berhasil kami kumpulkan sekitar 550 pcs lebih yang diambil dari transek ukuran 2 x 2. Unbrand dan Wingsfood jadi urutan sampah plastik teratas,” bebernya.
“BRUIN berkomitmen akan terus melakukan kegiatan Brand Audit secara konsisten dengan menyasar tempat-tempat atau spot timbulan sampah yang ada di wilayah Indonesia, Brand Audit atau Sensus Sampah Plastik sudah kami lakukan sejak tahun 2022 dan berlanjut hingga tahun 2023 dan berakhir pada bulan Desember, total sudah sekitar 30 lebih lokasi yang sudah kita lakukan Brand Audit atau sensus sampah plasti,” imbuh dia menerangkan.
Lebih jauh ia mengungkapkan, sensus sampah plastik yang dilaksanakan BRUIN merupakan salah satu cara untuk mengetahui jenis sampah, karakteristik sampah, berdasarkann merek kemasan dan asal produsen untuk dilakukan advokasi dalam hal meminta pertanggung jawaban EPR (Extended Producer Responbility) kepada produsen yang sampah nya tercecer dan bocor di lingkungan.
“Produsen harus melakukan langkah-langkah pengurangan atau re-desain ulang kemasan lebih ramah lingkungan sebagai upaya EPR dan merupakan langkah wajib produsen yang harus dipatuhi sesuai amanat Undang-undang pengelolaan sampah dan peta jalan pengurangan sampah,” lanjutnya.
“Rencana ke depan Komunitas BRUIN akan melakukan olah data dan kompilasi data Brand Audit atau sensus sampah plastik seluruhnya pada akhir desember 2023. Pada akhir desember nanti kita akan sampaikan data keseluruhan dari kegiatan Brand Audit melalui seminar dengan mengundang beberapa jurnalis, mahasiswa, aktivis dan teman media untuk mengetahui sampah dari produsen mana yang paling banyak mencemari lingkungan di Indonesia termasuk lingkungan perairan,” ujar Kholid membeberkan.

Koordinator riset BRUIN, Alaika Rahmatulloh lebih jelas menambahkan, sensus sampah plastik di Kawasan mangrove diawali dengan menyusuri muara kali Surabaya dengan perahu wisata mangrove sambil melakukan brand audit dengan menggunakan metode catching (penangkapan) sampah plastik di badan air, kemudian dilakukan drafting (pencatatan) secara manual. Kemudia Tim sensus sampah plastik berjalan masuk hingga Tengah Kawasan mangrove dan Pantai mangrove Wonorejo dan melakukan brand audit menggunkan metode canggih Barcode scanning (deteksi barcode) dengan menggunakan barcode reader yang terkoneksi ke komputer/ laptop.
“Saat ini kami sedang mengembangkan brand audit dengan menggunakan metode Barcode scanning (deteksi barcode) dan saat ini kami memiliki 10 ribu lebih data base yang berisi data sampah plastik unbrand, sampah plastik kemasan sachet single layer maupun multilayer dari produsen FMCG di Indonesia, sampah popok sekali pakai, sampah botol plastik dan sebagainya. Data tersebut kami kumpulkan selama satu tahun lebih dari kegiatan brand audit sebelumnya, data base ini sifatnya rahasia sebagai pedoman melakukan brand audit dengan metode barcode scanning. Dengan menggunkan metode ini selain lebih akurat kegiatan brand audit juga bisa lebih cepat dan mudah,” papar Alaika.
Ziadatur Risqiyah, Founder Trash Control Community UINSA Surabaya sekaligus sebagai Duta Lingkungan Provinsi Jawa Timur berharap kepada pemerintah dan masyarakat saling suport dan bekerjasama untuk berkomitmen mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
“Harapan saya melalui kegiatan Brand Audit ini, dapat menumbuhkan kesadaran bagi masyarakat, pemerintah dan terutama Perusahaan atau produsen penghasil sampah untuk lebih menjaga dan bertanggung jawab atas sampah-sampahnya sesuai dengan regulasi yang berlaku,” harap Qiah, sapaannya menegaskan.
“Masyarakat tentunya juga harus lebih aware dan sadar untuk tidak membuang sampahnya baik sengaja atau tidak sengaja ke sungai sehingga sampahnya mengalir bersama arus sungai menuju muara yang akhirnya berpotensi menjadi mikroplastik yang merusak ekosistem dan biota air,” imbuh Qiah.

Selain itu, mahasiswi aktif S2 Biologi Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS) mengemukakan tiga gagasan, pertama pemerintah harus menetapkan peraturan tegas kepada pelaku pembuang sampah sembarangan, terutama di sungai. Pemerintah juga memberikan solusi tepat terhadap masalah sampah yang tersendat di muara/estuary.
“Kedua, masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan, karena sampah tersebut merupakan tanggung jawab nya sendiri. Dan ketiga, yaitu kepada perusahaan agar bertanggung jawab terhadap sampah kemasan yang telah diproduksi dan membuat kemasan yang lebih ramah lingkungan dengan memanfaatkan metode atau inovasi bioteknologi industri, karena kemajuan keilmuan bioteknologi semakin pesat dalam era industri saat ini,” pungkas Qiah. (Sir/Arf)