Warga Dusun Plumpang, Desa /Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban Jawa Timur punya cara unik menolak Covid-19 agar tidak terus menyerang warga desa setempat. Mereka menggelar sejumlah ritual untuk menolak virus yang membahayakan tersebut di jalan poros desa mereka, Rabu (10/3/2021).
Dilansir dari situs resmi milik Pemerintah Kabupaten Tuban, sejak pagi para ibu warga desa setempat mulai memasak makanan dan jajanan khas. Ada nasi kuning yang dimasak bucu atau tumpeng lengkap berbagai bumbu dan ikan. Ada juga bubur merah putih sebagai sajian utama tolak bala.
Bubur merah putih dipercaya warga sebagai sarana menolak bala, mengusir dan menjauhkan mara bahaya. Selain tumpeng, ritual juga menyajikan jajanan khas. Seperti pleret dan jajan pasar. Camilan ini juga memiliki arti tersendiri. Pleret mengartikan bahwa doa yang dipanjatkan bisa lancar tanpa halangan. Jajanan yang terbuat dari tepung dicampur perasa dan pewarna makanan itu dicetak dengan ibu jari ditekankan pada tatakan kayu sambil diurut.
Filosofi jajanan lain, seperti ketupat dan lepet juga disajikan dalam bancaan tolak bala. Mengartikan bahwa saling memaafkan dan merukunkan antar-warga menjadi awal pengampunan dosa antar-sesama. Terdapat juga buah yang ditali menjadi satu, mengartikan bahwa kekompakan antar-warga bisa menjauhkan dari mara bahaya.
Seluruh suguhan yang dipersiapkan, selanjutnya diarak di jalan poros desa oleh warga. Hal ini dilakukan sebagai bentuk syukur. Hidangan ini, bagian dari doa yang digambarkan. Selain hidangan, juga ada doa yang dipanjatkan. Yakni mulai bacaan Ayat Kursi sebanyak 3 kali, bacaan istighfar sebanyak 10 kali dan Alfatihah serta surat pendek lainnya.
Menghilangkan sengkolo atau tolak bala ini, wujud prihatin warga akan masa pandemi Corona yang sudah setahun berjalan masih menghantui. Menyebarnya virus ini banyak mengakibatkan kerugian. Baik material maupun lainnya.Hubungannya sesajian dan ritual agar panjatan doa secara lisan dan filosofi makanan bisa menghantarkan khidmatnya doa agar terkabul. Sehingga pandemi yang selama ini dianggap momok, bisa segera hilang dan musnah.
“Alhamdulillah, warga semangat untuk memanjatkan doa tolak bala. Agar pandemi ini bisa segera berakhir, ” ujar Munawar Ketua RW. 8, Desa Plumpang.
Selain melakukan ritual, warga juga menunaikan santunan 50 anak yatim. Keberkahan doa anak yatim, diharapkan bisa membantu terkabulnya harapan warga. Sengaja bancaan dilakukan di bulan Maret, atau dalam tanggalan Islam bulan Rajab. Di bulan Rajab ini, dipercaya warga banyak keberkahan dan kebaikan bisa dipanjatkan agar terlaksana.
“Bertepatan dengan bulan Rajab, kita laksanakan bancaan ini. Semuanya adalah bantuan dan keikhlasan warga hingga semua terlaksana dengan baik, disengkuyung penuh kebersamaan,” pungkasnya. (*)