JAVASATU.COM-SURABAYA- Dua hari menyusuri kali Surabaya dari Warugunung hingga Gunungsari menggunakan perahu Canoe, Koordinator Program dan Litigasi Badan Riset Urusan Sungai Nusantara (BRUIN), Muhammad Kholid Basyaiban, S.H mengungkapkan, ada 5 brand atau merek teratas penghasil sampah plastik di kali itu.

“Penyusuran dilakukan pada Sabtu tanggal 21 hingga Minggu 22 Oktober 2023, tujuannya untuk mengetahui kondisi pencemaran sampah Plastik. Selain itu untuk menginventarisasi jenis sampah plastik di kali itu,” ungkap Muhammad Kholid Basyaiban, Minggu (22/10/2023).
Lebih jauh dia mengungkapkan, fakta sampah yang ditemukan oleh BRUIN di kali Surabaya terinci, sampah plastik jenis sedotan dan tas kresek sebesar 22%. Itu ditemukan paling banyak mengambang diatas sungai maupun tepi sungai. Kedua, sampah jenis sachet sebesar 41%. Sampah ini paling banyak memberikan kontrbusi polusi plastik di sungai.
“Dan dalam kegiatan sensus sampah plastik, tim BRUIN berhasil mengumpulkan sampel sampah berjumlah 1000 pcs dari kegiatan susur sungai dan sensus sampah selama 2 hari. Dari hasil sensus sampah ini terdapat 5 merek atau brand yang paling banyak ditemukan adalah, Wings Group, dengan produk temuan (SoKlin, Mie Sedap, Teh Gelas Rio). Indofood, dengan produk temuan (Indomie, Chitato). Mayora, dengan produk temuan (teh pucuk, Le Mirale, better, beng-beng). Unilever, dengan produk temuan ( pepsodent, kecap Bango dan lifebuoy) dan MIWON/PT. Daesang Ingredients, dengan produk temuan (sachet dan bungkus
miwon),” beber Kholid Basyaiban.
Selain itu, BRUIN juga mendapati sebanyak 673 bangunan yang dibangun diatas bantaran Kali Surabaya. Menurut Kholid bangunan ini menyumbang sampah plastik, karena pemukiman yang dipinggir sungai langsung membuang sampah di badan air atau di kumpulkan kemudian dibakar.
“Sensus sampah plasrik yang dilakukan BRUIN di atas badar air. Metode yang digunakan yaitu dengan metode Catching (penangkapan) dengan berbekal jaring untuk menangkap sampah plastik yang mengapung di badan air kali Surabaya. Tim juga menggunakan metode Drafting (pencatatan) pada transek
yang telah dibuat, yang berguna memudahkan dalam melakukan kegiatan Brand audit/ sensus
sampah plastik di lokasi timbulan sampah di bantaran Kali Surabaya,” paparnya.
“Temuan limbah pabrik kertas PT Suparma Tbk dan perusahaan tekstil di daerah Sepanjang Sidoarjo yang membuang limbah berwarna Merah,” kata Kholid.
Untuk itu, Kholid meminta kepada produsen ikut bertanggung jawab untuk mengolah sampahnya.
“Dalam undang-undangan Pengelolaan Sampah nomor 18 tahun 2008 dijelaskan bahwa setiap Produsen yang menghasilkan sampah packaging atau bungkus yang tidak bisa diolah secara alami harus ikut mengolah, agar tidak menimbulkan polusi lingkungan,” ujar Kholid.

Selain itu, Kholid juga meminta kepada Perum Jasa Tirta I dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas berkoordinasi dengan Pemkab Gresik, Sidoarjo dan Pemkot Surabaya untuk menyediakan layanan sampah agar warga tidak membuang sampah ke kali Surabaya.
“Kemudian, mendorong Produsen penghasil sampah pembungkus Plastik seperti Wings, Indoofood, Unilever dan Mayora untuk menyediakan tempat sampah dan mengolah sampah sachet. Lalu, meminta Produsen meredesain bungkus dan beralih pada sistem refill, sehingga mengurangi bungkus sachet yang berpotensi mengotori lingkungan,” tandasnya. (Sir/Arf)