JAVASATU.COM-YOGYAKARTA- Tak jarang di lingkungan pendidikan siswa SD, SMP, maupun SMA mengaku cukup kesulitan mengerjakan soal mata pelajaran matematika. Baik itu saat ujian nasional maupun ujian semester di sekolah.
Bahkan, pelajaran matematika kerap dianggap momok oleh siswa. Tetapi, tak berlaku bagi seorang figur yang satu ini.
Figur ini patut diapresiasi, karena mengabdikan diri menekuni bidang yang dianggap rumit oleh siswa. Baginya, matematika sebetulnya sangat menyenangkan, tetapi menuntut motivasi tinggi dan semangat besar untuk dipelajari.
Dan, menjadi sangat luar biasa karena ternyata matematika jua lah yang akhirnya bisa mengantarkannya hingga ke jenjang jabatan akademik tertinggi untuk seorang dosen, yaitu meraih pencapaian guru besar.
Sosok hebat dan inspiratif itu adalah Dosen Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan (FKIP UAD) Yogyakarta Dr. Suparman, M.Si., DEA. yang menerima Surat Keputusan Kenaikan Jabatan Akademik Profesor dalam Bidang Ilmu Matematika Terapan.
Surat Keputusan Kenaikan Jabatan Akademik Profesor bagi Suparman diserahkan langsung oleh Rektor UAD Dr. Muchlas, M.T. didampingi Sekretaris Badan Pembina Harian (BPH) UAD Ir. Asman Latif, di Kampus I UAD, Jalan Kapas No.9, Semaki, Umbulharjo, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Alumni S2 dan S3 Universitas Paul Sabatier, Toulouse, Prancis ini menjadi Guru Besar UAD baru (ke-8) dan satu-satunya di Bidang Ilmu Matematika Terapan untuk Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah V (LLDikti V).
Salinan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Mendikbudristek RI) dibacakan Rahman Hakim, S.E. selaku Penyelia Sumber Daya LLDikti V.
Dilanjutkan dengan penyerahan salinan oleh Kepala LLDikti V Prof. drh. Aris Junaidi, Ph.D. kepada Rektor UAD untuk kemudian diberikan kepada Prof. Suparman.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam pengusulan kenaikan jabatan akademik ini. Perjalanan panjang untuk bisa sampai ke titik ini penuh dengan beragam bumbu cerita suka maupun duka di dalamnya,” ujar Prof Suparman dalam keterangan tertulis, Sabtu (16/7/2022).
Prof Suparman menuturkan, proses dari sejak menjadi Lektor hingga mencapai guru besar memakan waktu hampir tujuh belas tahun lamanya. Dari perjalanan itulah, kata dia, belajar banyak hal tentang kesabaran dan semangat pantang menyerah (tidak mudah putus asa).
Sementara itu, Rektor UAD menyoroti, perlunya sebuah akselerasi untuk mempersingkat waktu meraih gelar guru besar di lingkungan akademik.
“Menyikapi persoalan ini, mulai dua tahun terakhir, UAD melakukan upaya-upaya percepatan kenaikan jabatan akademik. Hal itu bisa dilihat dalam implementasi yang dilakukan melalui inkubasi 30 calon lektor kepala dan guru besar di UAD,” ungkapnya.
Menurut Muchlas, upaya ini akan terus diusahakan dengan berbagai cara. Dukungan sumber daya manusia dan finansial harus terus digalakkan untuk mempercepat prosesnya.
“Saya berpesan kepada guru besar baru UAD yang kini gelarnya berubah menjadi Prof. Dr. Suparman, untuk melakukan pembinaan kepada para juniornya,” ucapnya.
“Dengan pencapaian jabatan akademik tertinggi ini, tentu Saudara Suparman akan memiliki tanggung jawab yang lebih besar dari sebelumnya. Hal tersebut semoga bisa direalisasikan dalam bentuk bimbingan dan arahan untuk diberikan kepada para dosen muda,” imbuh Muchlas. (Saf)