Javasatu,Malang – Pengajian dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang bertajuk Ngaji Bareng Sungkem Maulid dan Berbagi bersama Yatim Piatu di Desa Karangnongko Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Sabtu (23/11)
Acara yang diinisiasi Lembaga Swadaya Masyarakat ProDesa tersebut berlangsung sangat meriah. Bagai gelaran acara Cak Nun Kyai Kanjeng, dua penceramah yang naik ke panggung yakni KH. Lukman Hakim dan Gus Faiz Wildan didampingi Muspika Poncokusumo, Ketua PC Ansor Kab. Malang, beberapa anggota DPRD Propinsi Jawa Timur, dan tokoh masyarakat.
Diatas panggung KH. Lukman Hakim dan Gus Faiz Wildan berdiri bersama memberikan tausiyah, dan sesekali mengajak jama’ah berdiri sambil melantunkan sholawat nabi yang di iringan musik gamelan Ki Ageng Wali Traditional Orchestra serta para penari Sufi sebagai tari latarnya, yang sejak sore telah menghibur anak-anak yatim dan penduduk sekitarnya.
Cak Kus, panggilan akrab Koordinator Badan Pekerja ProDesa Ahmad Khoesairi mengatakan, diluar bulan Rabiul Awal (Maulud) acara pengajian tersebut selalu diselenggarakan.
“Iya acara seperti ini rutin kita gelar, dengan tujuan kampanye kebangsaan, ngaji kebangsaan demi kerukunan bersama,” kata punggawa ProDesa.
Berharap kedepan ngaji bareng ProDesa tidak hanya di kecamatan Poncokusumo saja, melainkan akan di gelar di seluruh wilayah kabupaten Malang.
“Iya Ngaji bareng ProDesa akan kita gelar rutin di setiap bulan di kecamatan di desa-desa Kabupaten Malang, mengingat acara pengajian seperti ini menjadi bagian kerja ProDesa di bidang keagamaan”, pungkasnya.
Menanti Kehadiran Seorang Pemimpin Yang Tak Kunjung Hadir
Ngaji bareng ProDesa yang sedianya di hadiri oleh bupati Malang Sanusi, meninggalkan kekecewaan terhadap warga desa Karangnongko, kecamatan Poncokusumo, terutama para jama’ah yang menunggu sejak sore.
Sholeh, seorang warga Karangnongko yang juga salah seorang pendamping anak-anak yatim ungkapkan kekecewaannya. Dengan sedikit emosional.
“Kami inikan rakyatnya yang belum mengenal betul beliau karena beliau adalah bupati baru. Apalagi anak-anak yatim yang kami dampingi ini juga hadir kesini selain pengajian juga berharap dapat bertemu dan cium tangan pemimpinnya. Ya tapi karena yang diharapkan lebih memilih acara lainnya, kita mau apa?,” sesalnya.
Ditempat yang sama, Ahmad Khoesairi, sang inisiasi acara menyayangkan kejadian tersebut.
“Ya jelas kami semua yang telah mempersiapkan semuanya ini, baik panitia, penduduk, jamaah, dan anak-anak yatim ini kecewa walaupun bukan bupati tujuannya. Kehadiran bupati itukan cuma untuk tambahan semangat saja, tidak lebih. Tapi karena bupati ternyata lebih memilih katanya ada undangan dadakan nonton wayang dari parpol di Surabaya, ya sudah. Toh acara seperti ini akan terus kita gelar di beberapa tempat, dengan tujuan kampanye kebangsaan, ngaji kebangsaan demi kerukunan bersama,” kata punggawa ProDesa tersebut.
“Kedepan meskipun tanpa adanya kehadiran dari seorang pemimpin sebagai penyemangat kami, pengajian ini tetap akan kita lakukan rutin setiap bulan di Kabupaten Malang”, tutupnya.(Agb/Arf)