JAVASATU.COM-MALANG- Puluhan pelaku ekonomi kreatif Kota Malang menggelar diskusi terbuka bertema “Kota Malang Tidak Baik-Baik Saja”, Sabtu malam (10/5/2025), di kawasan Kayutangan Heritage. Diskusi ini menjadi ruang kritik terhadap stagnasi Pemerintah Kota (Pemkot) Malang dalam membentuk Komite Ekonomi Kreatif (KEK), motor utama penggerak ekosistem kreatif kota.

Padahal, akhir April lalu, Kota Malang resmi masuk sebagai kandidat Kota Kreatif Dunia UNESCO 2025. Sebuah pencapaian yang, menurut peserta diskusi, justru lahir dari kerja akar rumput komunitas kreatif, bukan dari pemerintah kota.
“Kami sudah bertemu Wali Kota bahkan sebelum pelantikan. Tapi hingga kini tak ada kejelasan soal KEK. Semua mandek (berhenti),” kata salah satu Pelaku Ekonomi Kreatif Kota Malang yang terlibat diskusi, Wahyu Eko Setiawan.
Keterlambatan ini, kata dia, bukan sekadar persoalan administratif, melainkan mencerminkan tarik-menarik kepentingan politis di internal Pemkot Malang. Salah satu isu sensitif yang mencuat adalah dugaan adanya agenda alih fungsi Malang Creative Center (MCC) menjadi “lahan basah” konsesi proyek APBD.
“MCC dibangun dan dihidupkan oleh komunitas. Bukan Pemkot yang membawa menteri-menteri ke sini, tapi jejaring kami sendiri,” ungkap dia.
Kritik juga diarahkan ke sikap Pemkot yang dinilai menutup komunikasi, bahkan mengingkari beberapa kesepakatan dengan komunitas. Hal ini memunculkan pesimisme terhadap komitmen Kota Malang sebagai tuan rumah Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) 2025.
“Kami tinggal selangkah lagi menjadi Kota Kreatif Dunia, tapi justru dikandaskan oleh kepentingan sendiri,” ujarnya.
Sebagai respons, komunitas kreatif sepakat menggelar aksi “Social Movement: Kota Malang Tidak Baik-Baik Saja” pada 20 Mei 2025, bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional. Aksi ini akan diramaikan berbagai elemen masyarakat dan menyuarakan hashtag #KotaMalangTidakBaikBaikSaja.
Dalam aksi itu, mereka akan menyerahkan policy brief, yakni tuntutan resmi kebijakan berbasis aspirasi komunitas.
“Kami membangun, bukan menjatuhkan. Tapi kalau pemerintah menutup mata dan telinga, itu cerita lain,” tutupnya bernada tegas.
Kota Malang mungkin menuju panggung dunia, tapi langkahnya terseok di rumah sendiri. (Saf)
memang kota malang bak putri tidur. Yg lain sdr pada bangun dan saling mengejar, putri tidur hanya menggeliat kiri kanan terlena.
Kota Malang?
sesuai dengan namanya..
Kalau lihat di dalam pemerintahannya, lebih ngeri lagi..
Beberapa proyek prestisius nggak ada manfaatnya bagi masyarakat.
Coba lihat Islamic center .. apa manfaatnya?
Mbok ya untuk pelebaran jalan, karena macet ada dimana mana..
Kota sing Dari tahun ke tahun Cuma gini gini aja. Infrastrukture yo ngene ngene wae. Banyak perumahan tambah penduduk, tambah kendaraan tambah macet. Orang males berhenti Untuk mampir ke warung dan toko toko kaki Lima. Makane ta rek nek milih pemimpin iku sing memahami masalah dan kebutuhan masyarakat umum dan cerdas cari solusi. Nek nggak, tambahin susah Wong cilik.
Hampir pasti kalau kota Malang ini sudah mati rasa, tak ada yang bisa menjamin untuk dihidupkan kembali sebagai kota yang tak punya gairah untuk berbenah.
Permasalahan di kota malang semua sudah di atur pemerintah kota malang jadi ga perlu koar” di sosmed paham!!
Pemerintah mikirin Rakyat,,, of course not yeah,,,?!?!?
hampir 1 tahun nganggur.. jangan cari kerja di malang #kaburajadulu
kalau pun dpat yah palingan di resto dngn gaji di bawah standar
Bagaimana UNICEF mencalonkan kandidat menjadi kota kreatif, kalau walikota dan jajarannya mementingkan para politisi bukan kalangan para kreatif..ya dibubarkan saja dan tdk perlu jadi kota kreatif jadikan saja kota Malang yg malang terus
Terlalu banyak proyek masuk kantong gak ada perbaikan fasilitas baik sarana dan prasarana bahkan sekelas trotoar aja gak ada minim.
Golek kerjo angeeeeel puoooolllllll,pomaneh wis umur seketan♂️♂️♂️♂️♂️
Alangkah indahnya malang punya pasar bersih modern mirip pasar badung bali…tentu jadi tempat belanja dan destinasi wisata baru
Sudah ada sejak lama, di pasar oro-oro dowo
Sudah ada pasar oro” dowo dan pasar Klojen.
Pasar Blimbing kayaknya bisa dibuat kayak pasar di Badung, sudah berapa dekade mo dibongkar sampai sekarang masih tetap kumuh
Malang selalu sesuai namanya…
Malah sudahlah nasib warganya
Walikota ne adol ngganteng ra enek kerjane…ngalor ngidul mek pamer awak e dewe
Barang2 cina lebih murah daripada lokal, masyarakat lebih memilih yg murah, pasar kalah sama online, pemerintahnya senang meresmikan bangunan daripada membangun pasar industri lokalnya.
Beneer weeh, saiki opo² wakeh sing di anu cino saiki nek malang, jaaan wees
Rasain, orang gk berguna di kabupaten malang malah dijadikan walikota
Lho mosok , kok gk mbok kandani ndisek ndisek e, kok kaet iki..
Itu lagi masalah Pasar Gadang sama Stasion gadang gak jelas Blas tambah lama jalan d pasar gadang tambah jadi pasar