JAVASATU.COM-BATU- Pendiri SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI) Kota Batu Jawa Timur, Julianto Eka Putra (JEP) alias Ko Jul mengajukan banding atas vonis 12 tahun penjara yang dijatuhkan Majelis Hakim, di Pengadilan Negeri (PN) Malang, Rabu (7/9/2022).

Dalam sidang tersebut Majelis Hakim menghukum Ko Jul dengan penjara 12 tahun dan denda Rp 300 juta.
Ketua Majelis Hakim Pengadilan Negeri Malang Herlina Reyes, S.H., M.H menyatakan, bahwa terdakwa Julianto Eka Putra (JEP) dinyatakan bersalah dan melakukan tindak pidana dalam Pasal 81 ayat (2) UU Nomor 23 Tahun 2002, tentang Perlindungan Anak sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UU Nomor 17 Tahun 2016, tentang Penetapan Perpu Nomor 1 Tahun 2016,.
Terhadap putusan tersebut, terdakwa Ko Jul melalui penasihat hukum, Jeffry Nicholas Simatupang, S.H., M.H, Ditho Sitompoel, S.H., M.H dan Philipus Harapenta Sitepu, S.H., M.H, dan Geofany, S.H., M.H langsung mengajukan Banding.
“Kami sebagai penasihat hukum dari terdakwa Julianto Eka Putra, kita semua sudah bersama-sama mendengar putusan Pengadilan Negeri Malang hari ini. Kami dari salah satu penegak hukum harus menghormati apa yang diputuskan oleh Majelis Hakim. Tetapi kita perlu tau juga, bahwa terdakwa masih memiliki hak untuk melakukan upaya hukum, yakni banding,” kata tim kuasa hukum terdakwa JEP, DR. PD Hotma Sitompoel, S.H., M.Hum. .
Berkaitan dengan putusan tersebut, kuasa hukum JEP, DR. PD Hotma Sitompoel, S.H., M.Hum mengaku sudah menyatakan langsung dihadapan persidangan hari ini, setelah putusan dibacakan langsung untuk menyatakan banding.
“Kedua dengan dinyatakan banding, maka putusan Pengadilan Negeri pada hari ini tidak memiliki kekuatan. Sehingga, langsung akan dilimpahkan kepada Pengadilan Tinggi untuk disidangkan,” tukasnya.
Tak hanya itu, pihak tim kuasa hukum JEP juga ingin menyampaikan kepada masyarakat, bahwa apa yang diputus hari ini pihaknya sudah menyatakan banding.
“Ya, kami akan segera menyampaikan memori banding kepada pengadilan,” terangnya.
Meski begitu, tim kuasa hukum JEP juga menyampaikan, bahwa hal itu sudah disampaikan pula pertimbangan-pertimbangan oleh Majelis Hakim.
“Mengenai pertimbangan itu, masuk akal sesuai dengan bukti atau tidak. Maka dari itu, akan kami lampirkan di dalam memori banding kami. Tapi yang pasti salah satu yang akan kami lakukan banding adalah banyaknya keterangan-keterangan saksi ada sekitar 10 keterangan saksi, yang dikesampingkan oleh Majelis Hakim. Nah itu yang akan kami pertanyakan,” ucap Bang Hotma sapaan akrabnya.
Lanjut dia, perlu digaris bawahi, jika sebelum adanya kekuatan hukum tetap, maka terdakwa dianggap tidak bersalah.
“Sampai detik ini terdakwa dianggap tidak bersalah, karena masih ada banding sepanjang belum ada putusan yang berkekuatan hukum pasti dari Mahkamah Agung. Jadi, seseorang itu dianggap tidak bersalah,” jelasnya menegaskan.
Ditambahkan, tim kuasa hukum Julianto Eka Putra, Philipus Harapenta Sitepu, S.H., M.H, saksi yang dari pihak pelapor hanya dua atau tiga, itu yang dipertimbangkan.
“Karena dari sepuluh saksi yang dihadirkan oleh kami itu malah dikesampingkan. Padahal, semua keterangan saksi tersebut dibawah sumpah, dan diterangkan dihadapan Majelis Hakim. Sehingga, kami melihat ini mengenai perspektif,” jelasnya.

Terpisah, Jaksa Penuntut Umum (JPU), Kejari Batu, Yogi Sudharsono, S.H., M.H menyatakan, jika pihaknya masih berfikir terlebih dahulu apakah menerima, atau melakukan banding.
“Kami Jaksa Penuntut Umum masih pikir-pikir dulu dalam seminggu ini,” tandasnya. (Yon/Saf)