JAVASATU.COM-GRESIK- Kasus Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Gresik mencapai angka mengkhawatirkan. Dalam kurun waktu Januari hingga Maret 2025, tercatat sebanyak 815 pasien TBC, dengan penyebaran tertinggi berada di Kecamatan Manyar, Menganti, dan Kebomas. Ketiga wilayah tersebut diketahui memiliki tingkat mobilitas penduduk yang tinggi, sehingga memperbesar risiko penularan.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Gresik, dr. Puspitasari Wardani, menyebutkan bahwa Kecamatan Manyar mencatat kasus tertinggi sebanyak 74 pasien, disusul Menganti 70 pasien, dan Kebomas 62 pasien. Sisanya tersebar di kecamatan lain di wilayah Gresik.
“Penularan TBC sangat mudah terjadi lewat udara saat penderita batuk atau bersin. Karena itu, kami langsung melakukan penelusuran kontak erat begitu pasien terdeteksi,” ujar Puspitasari saat dikonfirmasi, Selasa (22/4/2025).
Dinkes Gresik telah menerjunkan tim untuk melakukan investigasi kontak dan skrining terhadap keluarga pasien. Pemeriksaan dilakukan melalui radiografi toraks dan pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) kepada mereka yang tidak menunjukkan gejala. Jika ditemukan gejala mencurigakan, pasien akan langsung dirujuk untuk pemeriksaan lanjutan.
Puspitasari mengingatkan bahwa gejala TBC umumnya berupa batuk lebih dari dua minggu, bisa disertai darah, serta penurunan berat badan dan keringat malam. Ia mengimbau masyarakat segera memeriksakan diri ke puskesmas terdekat jika mengalami gejala serupa.
“TBC termasuk program prioritas nasional. Pemeriksaan dan pengobatannya gratis di seluruh puskesmas. Jadi tidak perlu ragu untuk datang berobat,” tegasnya.
Dengan angka yang terus naik dan risiko penularan yang tinggi, Dinkes Gresik meminta keterlibatan aktif masyarakat dan pemerintah desa untuk memperkuat deteksi dini serta mempercepat penanganan kasus TBC demi mencegah penyebaran lebih luas. (Bas/Saf)