JAVASATU.COM-JAKARTA- Rabu 14 September, atau hari ini, Timnas U-20 akan memulai perjuangannya tampil di Piala Asia U-20 2023 dengan melawan Timor Leste di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Jawa Timur.
Ini akan menjadi kampanye awal kekuatan tim asuhan Shin Tae Yong dalam merebut hati penyuka sepakbola tanah air.
Sejarah membuktikan, pada 2018 Timor Leste hanya bisa menumpas Brunei Darussalam, negara yang merdeka pada 2002 ini bisa menaklukkan Filipina pada Piala AFF U-19 2019.
Teranyar tahun 2022, Timor Leste juga bisa menghempaskan Singapura.
Ini sebuah pertanda bahwa generasi sepak bola Timor Leste mulai menunjukkan taring dan mampu bersaing.
Tanpa kewaspadaan, bukan tak mungkin Timnas U-20 akan jadi mangsa berikutnya. Ini bakal menjadi sejarah, sebab Timor Leste U-20 belum pernah menang atas Indonesia.
Perlahan tapi pasti Timor Leste mulai melibas tim-tim medioker.
Jika tak waspada dan bermain serius, Timnas Indonesia U-20 bisa saja jadi korban berikutnya saat bentrok di Kualifikasi Piala Asia U-20 2023.
Sejak ambil bagian di pentas usia muda pada 2005, Timor U-20 sudah bentrok tiga kali dengan Garuda Asia.
Dari tiga pertemuan itu semuanya berakhir dengan kekalahan.
Indonesia masih terlalu digdaya atas saudara mudanya ini.
Statistik tiga pertandingan itu, yang dua di antaranya di Piala AFF U-19 dan satu di Kualifikasi Piala Asia U-19, Timnas U-20 membukukan 11 gol tanpa sekalipun dibobol anak-anak Timor Leste.
Itu dari sisi sejarah yang tidak akan berdampak saat duel di Stadion Gelora Bung Tomo. Dari sisi teknis, Timor sangat punya 1001 alasan untuk mengalahkan Indonesia, meski dengan cara yang provokatif.
Sebelum tampil di ajang ini, Timor Leste melakukan persiapan yang panjang.
Ini yang membuat komunikasi chemistry Zenivio Morientes dan kawan-kawan terjalin dengan baik. Masalahnya sebagian besar di antaranya tak main di liga.
Pada saat yang sama Timnas U-20 bersiap tak sampai tiga pekan.
Shin baru mengumpulkan pemain pada 25 Agustus.
Dilain pihak, tidak semua pemain bisa langsung berlatih karena sebagian di antaranya membela klub di Liga 1 2022/2023.
Selama masa persiapan itu Ronaldo Kwateh dan kawan-kawan melakoni dua pertandingan uji coba.
Hasilnya negatif. Mereka ditahan 0-0 oleh Persis Solo U-18 dan takluk 1-2 dari Persija Jakarta U-20.
Dengan persiapan yang meragukan ini, bisakah Timnas Indonesia memulai kampanye di Kualifikasi Piala Asia U-20 2023 dengan kemenangan?
Statistik menunjukkan itu, tetapi masa persiapan sepertinya berkebalikan.
Cukup berbeda dengan skuad di Piala AFF U-19 2022, komposisi pemain Timnas Indonesia U-20 dalam Kualifikasi Piala Asia U-20 2023, dihiasi nama-nama yang ditempa kompetisi.
Maksudnya, beberapa pemain sudah merasakan debut dalam kompetisi kasta tertinggi.
Bahkan beberapa di antaranya adalah pemain yang mulai menjadi tulang punggung klub dalam kompetisi musim ini.
Dua nama yang paling mentereng adalah Muhammad Ferarri dan Marselino Ferdinan.
Ferarri jadi pilihan utama Thomas Doll di sisi pertahanan Persija, sedangkan Marselino punya peran krusial di lini tengah Persebaya.
Dari daftar 23 pemain yang didaftarkan Shin, hanya kiper yang belum punya jam terbang di kompetisi profesional.
Kendati demikian dua di antaranya, yakni Cahya Supriadi dan Erlangga Setyo mulai masuk skuad utama.
Untuk sisi pertahanan, hanya Dia Syayid yang belum punya jam terbang.
Pemain Persija ini adalah kejutan baru, sebab sebelumnya tak masuk Piala AFF U-19 2022. Tak banyak pula yang menyangka Dia jadi pilihan.
Beralih ke lini tengah, dari delapan pemain yang dipilih, hanya Achmad Maulana yang belum debut di kompetisi.
Sisanya sudah tampil di kompetisi kasta tertinggi, bahkan ada yang sejak musim lalu menjalani debut.
Adapun lini serang tak kalah mentereng. Dari lima penyerang, hanya Beri Santoso yang belum debut di Liga 1.
Sisanya sudah debut sejak musim lalu. Bahkan Ronaldo Kwateh sudah sempat membela Timnas Indonesia U-23.
Ini fakta bahwa para pemain yang dipanggil Shin punya jam terbang.
Meski mungkin belum cukup matang di kompetisi, di usia masih muda mereka sudah bisa membuktikan punya potensi menjadi pemain andalan.
Satu hal lainnya, fisik pemain dalam kondisi prima. Selepas Piala AFF U-19 2022, pemain tak berleha-leha.
Mayoritas di antaranya berlatih dengan sangat keras bersama klub untuk mengarungi Liga 1 musim ini.
Jika Shin mempertahankan formasi 3-4-3, kemungkinan besar hanya Cahya yang belum punya jam terbang di kompetisi.
Sisanya adalah pemain-pemain yang punya statistik tak terlalu buruk, meski juga tak istimewa bersama klub.
Apakah hal ini berdampak pada hasil Timnas Indonesia U-20 di Kualifikasi Piala Asia U-20 2023?
Pertandingan melawan Timor Leste akan menjadi parameter seberapa besar dampak kompetisi dalam performa pemain. (Han-Nusadaily.com/Saf)