email: javasatu888@gmail.com
  • Beranda
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • EKONOMI
  • PEMERINTAHAN
  • POLITIK
  • HUKUM
  • OLAHRAGA
  • WISATA & KULINER
  • ESAI
Javasatu.com
Selasa, 28 Oktober 2025
No Result
View All Result
Javasatu.com
No Result
View All Result

Maraknya Verbal Suku Kata “Cuk” di Kalangan Pelajar

by Redaksi Javasatu
28 Oktober 2025
Imam S.A.R – Pemerhati Pendidikan. (Foto: Dok. Pribadi)

OPINI

Maraknya Verbal Suku Kata “Cuk” di Kalangan Pelajar

Oleh: Imam S.A.R – Pemerhati Pendidikan

Di era modern yang serba canggih seperti sekarang, teknologi telah menyentuh seluruh aspek kehidupan manusia. Kemajuan ini membawa dampak besar pada pola pikir, sikap, serta gaya hidup masyarakat, baik dari sisi positif maupun negatif. Sayangnya, di tengah derasnya arus digitalisasi, kita justru semakin sering menjumpai perilaku dan kebiasaan berbahasa yang tidak pantas, terutama di kalangan pelajar.

Bahasa dan Krisis Etika Verbal

Perkembangan bahasa pada anak dan remaja seharusnya menjadi indikator kematangan berpikir dan berperilaku. Namun, kini justru muncul fenomena gangguan dalam penggunaan bahasa verbal di lingkungan sosial, termasuk di sekolah. Banyak anak yang mulai terbiasa menggunakan kata atau ungkapan yang kasar dan tidak sopan, bahkan dalam situasi formal.

Salah satu contoh yang paling sering terdengar adalah penggunaan suku kata “Cuk”, yang merupakan potongan dari kata “Jancuk”. Kata ini kini kerap diucapkan oleh pelajar, tanpa memandang tempat, waktu, atau kepada siapa mereka berbicara. Ironisnya, kata tersebut kini terdengar seolah menjadi bagian dari komunikasi sehari-hari.

ADVERTISEMENT

Dulu, generasi sebelum tahun 2000-an akan berpikir dua kali untuk mengucapkan kata semacam itu, karena bisa dianggap sangat tidak sopan dan berakibat pada hukuman dari orang tua. Namun, pada generasi saat ini, kata “Cuk” justru seolah menjadi bahasa gaul yang lumrah, bahkan digunakan dalam percakapan dengan orang yang lebih tua.

Normalisasi Kata Kasar di Kalangan Remaja

Fenomena ini makin terasa di ruang-ruang publik. Di sekolah, di tempat bermain, bahkan saat anak-anak bermain game online, kata “Cuk” sering kali meluncur begitu saja. Ketika kalah bermain, kesal, bercanda dengan teman, atau bahkan saat melakukan kesalahan kecil, kata itu menjadi ekspresi spontan.
Padahal, kebiasaan semacam ini bisa berdampak pada pembentukan karakter dan etika komunikasi anak di masa depan.

Menurut catatan Wikipedia, istilah “jancuk, jancok, diancok, cuk, atau cok” bermakna “sialan, keparat, brengsek”, sebuah ungkapan untuk mengekspresikan kekecewaan atau keheranan. Meskipun di beberapa daerah Jawa Timur kata ini mengalami pergeseran makna (ameliorasi) dan digunakan sebagai bentuk keakraban, tetap saja dalam konteks umum, kata tersebut memiliki konotasi negatif dan tidak pantas diucapkan secara terbuka, apalagi oleh anak usia sekolah.

BacaJuga :

Utang dan Keuangan Negara: Kunci Stabilitas dan Pertumbuhan

TKD (Transfer ke Daerah) Percepat Pembangunan Daerah dan Indonesia Maju

Dampak Bahasa terhadap Perkembangan Anak

Bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga cerminan kepribadian. Ketika anak terbiasa menggunakan kata kasar, hal itu bisa memengaruhi cara berpikir, bersikap, dan berinteraksi sosial. Jika tidak dikendalikan sejak dini, kebiasaan berbahasa yang buruk dapat berdampak pada perilaku, psikologi sosial, dan kemampuan beradaptasi anak di lingkungan sekitar.

Orang tua dan guru memiliki peran penting dalam membimbing anak agar memahami batas antara bahasa ekspresif dan bahasa yang pantas. Anak-anak perlu diajak memahami bahwa berbicara dengan sopan tidak berarti ketinggalan zaman, justru mencerminkan kecerdasan dan kematangan moral.

Menanamkan Etika Berbahasa Sejak Dini

Dalam ajaran Islam, akhlak yang baik menjadi tolok ukur utama keimanan seseorang. Sebagaimana hadits riwayat At-Tirmidzi nomor 2002:

“Tidak ada sesuatu pun yang paling berat dalam timbangan kebaikan seorang mukmin pada hari kiamat seperti akhlak yang mulia. Sesungguhnya Allah membenci orang yang lisannya kotor dan kasar.”

Nilai-nilai ini bisa menjadi dasar untuk membiasakan anak memilih diksi yang baik. Saat mendapat musibah, ucapkan “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.” Saat bersyukur, ucapkan “Alhamdulillah.” Saat kagum, “Subhanallah” atau “Masya Allah.” Banyak kata indah dalam bahasa Indonesia maupun bahasa agama yang bisa menggantikan umpatan kasar.

Menjaga Lisan, Menjaga Martabat

Memasuki Bulan Bahasa 2025, penting bagi kita untuk merefleksikan kembali nilai luhur dalam berbahasa. Pepatah Jawa mengatakan:

“Ajining diri soko lathi, ajining raga soko busana,”. Artinya, kehormatan diri seseorang diukur dari tutur katanya, dan harga diri dari penampilannya.

Mari kita biasakan anak-anak berbicara dengan sopan, santun, dan penuh rasa hormat. Karena dari lisan yang terjaga, akan lahir generasi yang beradab, berkarakter, dan siap menyongsong Indonesia Emas dengan martabat yang tinggi. (*)

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook

Menyukai ini:

Suka Memuat...
Tags: Opini

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

BERITA TERBARU

Peringati Hari Sumpah Pemuda ke-97, Pemkab Gresik Ajak Generasi Muda Jadi Motor Perubahan

Personel dan Warga Dapat Penghargaan dari Polres Malang di Hari Sumpah Pemuda

ADVERTISEMENT

Presiden Prabowo Dukung Keterlibatan Berkelanjutan Amerika Serikat dengan ASEAN

TNI Ubah Air Sungai Keruh Jadi Layak Minum untuk Warga Lebak, Bikin Kagum Prajurit Australia

Maraknya Verbal Suku Kata “Cuk” di Kalangan Pelajar

Prev Next

POPULER HARI INI

Maraknya Verbal Suku Kata “Cuk” di Kalangan Pelajar

Pesona Rasa dan Budaya Nusantara Gresik 2025, Dorong UMKM Lokal Naik Kelas

Ahli Tata Ruang UB: Rencana Jalan Tembus Griya Shanta Dinilai Tak Berdasar dan Berpotensi Konflik

Produk Olahan Bahari Hasil UMKM Gresik Tembus Pasar China

Ribuan Jemaah Padati Haul ke-11 KH Maimun Adnan di Ponpes Al Ishlah Gresik

BERITA LAINNYA

Presiden Prabowo Dukung Keterlibatan Berkelanjutan Amerika Serikat dengan ASEAN

TNI Ubah Air Sungai Keruh Jadi Layak Minum untuk Warga Lebak, Bikin Kagum Prajurit Australia

Maraknya Verbal Suku Kata “Cuk” di Kalangan Pelajar

Film Believe Raih 3 Penghargaan Internasional di New York, Angkat Semangat Kepahlawanan TNI

INKAI Dominasi Cabor Karate PON Beladiri 2025 di Kudus

Prev Next

BERITA KHUSUS

DPRD Kabupaten Malang dan Bupati Sanusi Sepakat Perkuat Tata Kelola Daerah

RSUD Gresik Sehati Resmi Dibuka, Percepat Akses Layanan Kesehatan di Gresik Selatan

Prev Next

POPULER MINGGU INI

Desa Talunombo Wonosobo Jadi Destinasi Eduwisata Unggulan, Diminati Sekolah dari Jakarta

Dapur SPPG Yayasan Batik Tulis Celaket Malang, Siapkan Sajian Menu ala “Sultan”

Panen Raya 20 Ton Kubis, Lapas Kelas I Malang Siap Ekspor ke Taiwan

Akademisi Soroti Gantangan Malang Satu Titik Mangkrak: “Potensi Besar, Tata Kelola Lemah”

Pesona Rasa dan Budaya Nusantara Gresik 2025, Dorong UMKM Lokal Naik Kelas

  • Tentang Javasatu
  • Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Siber
  • Kode Perilaku Perusahaan
  • Perlindungan Wartawan

© 2025 Javasatu. All Right Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

  • Beranda
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • EKONOMI
  • PEMERINTAHAN
  • POLITIK
  • HUKUM
  • OLAHRAGA
  • WISATA & KULINER
  • ESAI

© 2025 Javasatu. All Right Reserved

%d