JAVASATU.COM-GRESIK- Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Gresik bergerak cepat menutup ratusan titik jalan berlubang selama empat bulan pertama tahun ini. Total 549 titik telah ditambal sulam oleh Unit Reaksi Cepat (URC) sejak Januari hingga April 2025.

Perbaikan menyasar jalan-jalan berlubang di sejumlah wilayah, yang mayoritas dilaporkan warga melalui kanal media sosial. Jalan rusak memang menjadi salah satu keluhan klasik di Gresik, terutama usai musim hujan dan padatnya kendaraan berat.
“Dari Januari sampai April, ada 549 titik jalan berlubang yang kami perbaiki. Hampir semuanya berdasarkan laporan masyarakat lewat medsos,” ujar Koordinator URC DPUTR Gresik, Samsul Bakri, saat dihubungi pada Senin (12/5/2025).
Menurut Samsul, pola pelibatan masyarakat dalam pengawasan infrastruktur ini membuat DPUTR lebih sigap. Begitu laporan masuk, tim URC langsung melakukan survei lokasi dan menindaklanjuti. Dalam waktu cepat, perbaikan dilakukan menggunakan metode coldmix atau tambal sulam dingin.
“Salah satu ruas yang baru saja kami tangani berada di depan Pengadilan Negeri Gresik, Jalan Permata Bunder Asri. Panjangnya sekitar 100 meter,” kata Samsul.
Ia menyebut, tambal sulam ini bukan proyek besar, melainkan upaya pemeliharaan rutin demi mencegah kerusakan lebih parah. Pemkab Gresik, kata dia, memang menargetkan wilayahnya bebas jalan berlubang sebagai bagian dari program Nawaksara yang diusung Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani dan Wakil Bupati Gresik Asluchul Alif.
Meski begitu, perbaikan tambal sulam kerap dikritik karena bersifat sementara. Lubang-lubang di banyak jalan kembali muncul hanya dalam hitungan bulan. Namun Samsul berdalih, tambal sulam tetap menjadi solusi cepat untuk kerusakan skala ringan hingga sedang, terutama menjelang musim kemarau.
“Kalau perbaikannya harus menunggu proyek pelebaran atau betonisasi, bisa makan waktu lama. Tambal sulam ini bentuk penanganan darurat agar tetap aman dilalui,” ucapnya.
Ia berharap masyarakat tetap aktif menyampaikan keluhan terkait jalan rusak. DPUTR, kata Samsul, membuka kanal pelaporan lewat media sosial resmi maupun aplikasi pengaduan milik Pemkab Gresik.
“Kami butuh partisipasi masyarakat. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Kolaborasi inilah yang membuat penanganan jalan bisa lebih cepat dan tepat sasaran,” pungkasnya. (Bas/Arf)