JAVASATU.COM-MALANG- Otak dari aksi mengganggu pelayanan masyarakat di kantor Satuan Pelayanan SIM (Satpas) Singosari, Kabupaten Malang pada Senin (18/12/2023) kemarin, akhirnya harus berurusan dengan tim satuan resese kriminal (Satreskrim) Polres Malang.

Pelakunya adalah ARF (65) warga Desa Jeru Kecamatan Turen Kabupaten Malang. Diketahui ARF telah merencanakan aksi tersebut pada Sabtu (16/12/2023).
Wakapolres Malang Kompol Wisnu Setiawan Kuncoro mengatakan, Arifin melakukan penghasutan terhadap 9 orang saudara dan tetangganya untuk mau ikut melakukan aksi di Satpas Singosari.
“Adapun cara yang dilakukan oleh ARF adalah dengan cara menghalangi akses pelayanan publik di kantor Satpas Singosari. Yang bersangkutan menyiapkan sound system, genset, mobil pikap, banner dan satu bendel kertas yang berisi tentang protes atau aduan terkait tata cara penerbitan SIM melalui tes uji teori dan praktik,” kata Wisnu, Selasa (19/12/2023).
Wisnu juga menjelaskan, cara pelaku menjalankan aksinya dengan memarkirkan 4 unit mobil, masing-masing 2 mobil di pintu Satpas Singosari bagian Utara, dan mobil lainnya di sebelah Selatan. Dan itu berakibat terhambatnya akses pelayanan masyarakat.
“Yang bersangkutan ini telah melakukan aksi serupa pada sekira bulan Juni dan Desember 2022,” jelas Wisnu.
Lebih jauh, Wisnu menambahkan, aksi ARF itu dilakukan karena dirinya ingin menjadi calo di Satpas Singosari. Padahal, selama ini Satpas Singosari sudah steril dari aksi percaloan.
“Yang bersangkutan ini berusaha mendapatkan keuntungan dengan cara melibatkan diri dalam pengurusan pembuatan Surat Izin Mengemudi masyarakat, karena dengan yang bersangkutan ini dalam membantu masyarakat dalam pengurusan Surat Izin Mengemudi, ia akan mendapatkan keuntungan. Padahal selama ini, Satpas Polres Malang sudah bersih dari calo,” tutup Wisnu.
Sementara itu, Kasatreskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat mengatakan, pelaku dijerat dengan Pasal 160 KUHP dan/atau Pasal 212 KUHP dan/atau 335 KUHP.
“Kami tegaskan di sini, tersangka dijerat dengan pasal tindak pidana menghasut, melawan petugas dan perbuatan tidak menyenangkan. Karena yang dilakukan oleh tersangka menyebabkan pelayanan SIM kepada masyarakat terganggu,” tukasnya. (Agb/Saf)