JAVASATU.COM-MALAHG- Setelah sebelumnya mengadakan kegiatan Nokat Gus Farih, menjelang Hari Raya Idulfitri 1445 hijriah kemarin, nama Gus Farih semakin berkibar dan menguat sebagai Calon Wakil Wali kota Malang. Sebagai kader NU dan PKB tulen, Gus Farih memang banyak mengundang perbincangan dan diskusi. Mulai dari warung kopi, ruang kelas politik, hingga menjadi sorotan para elit politik dan akademisi di Kota Malang. Karena PKB sebagai partai pemenang kedua di Kota Malang, dengan mendapatkan 8 kursi di DPRD Kota Malang, kenapa Gus Farih justru membidik kursi Wakil Wali Kota Malang? Padahal, untuk bisa mengusung sendiri pasangan Calon N1 & N2 di Kota Malang, PKB Kota Malang cukup berkoalisi dengan partai lain yang mendapatkan satu kursi saja. Karena syarat minimal yang harus dipenuhi untuk bisa mengusung pasangan N1 & N2 di Kota Malang, hanya 9 kursi di DPRD Kota Malang.
![](https://javasatu.com/wp-content/uploads/2024/05/wp-17167243570511570456839880932062-700x443.jpg)
Apalagi pada kegiatan perdana Nokat Gus Farih, yang diundang pertama kali adalah wartawan dan jurnalis di Kota Malang. Pada saat itu, dihadiri oleh sekitar 35 wartawan dan jurnalis. Acaranya sangat heboh dan meriah. Juga disiarkan secara live streaming di kanal YouTube Javasatu Official. Pasca acara tersebut, Gus Farih banyak menerima undangan untuk pertemuan dan diskusi. Mulai dari organisasi kemahasiswaan, tokoh politik dan beberapa komunitas di Kota Malang. Gus Farih yang masih berusia 35 tahunan, dipandang sebagai sosok pemuda yang sangat potensial menjadi pemimpin masa depan Kota Malang.
“Sebenarnya, kegiatan Nokat Gus Farih kita laksanakan secara rutin jadwalnya. Agenda perdana kemarin sebelum Hari Raya Idul Fitri. Itu semacam test on the water. Sesuai prediksi kita, pasti memancing banyak respon. Dan Alhamdulillah, responnya semuanya positif,” ujar Gus Farih ketika ditanya bagaimana kegiatan selanjutnya, Minggu (26/05/2024).
Ahmad Farih Sulaiman, sapaan Gus Farih, menjelaskan bahwa rencana awalnya kegiatan Nokat Gus Farih akan dilaksanakan rutin setiap dua mingguan setelah Hari Raya Idulfitri tahun ini. Namun karena setelah kegiatan Nokat Gus Farih diluncurkan perdana, ternyata Gus Farih banyak menerima undangan pertemuan dan diskusi di berbagai tempat di Kota Malang. Mulai dari organisasi kemahasiswaan, kepemudaan hingga di mimbar akademik. Yang khususnya membahas kepemimpinan pemuda masa depan. Gus Farih dipandang sebagai salah satu inspirasi pemuda yang sudah mempunyai rekam jejak dalam politik lokal dan tata kelola pemerintahan daerah di Kota Malang.
“Semoga mulai bulan Juni depan, kita bisa gerakkan lagi kegiatan Nokat Gus Farih. Responnya positif. Antusiasnya besar. Ini wahana pendidikan politik lokal dan kepemimpinan pemuda masa depan. Selain itu, kita bisa membuka ruang-ruang dialog yang lebih progresif seluas-luasnya untuk bersama-sama membangun Kota Malang,” ungkap Gus Farih.
Gus Farih juga menambahkan, bahwa dirinya sudah bertemu dengan Ketua Umum PKB dan beberapa pengurus DPP PKB. Khususnya, untuk membahas dinamika Pilkada serentak dan kepemimpinan pemuda masa depan di internal PKB. Menurut Gus Farih, PKB ke depan adalah partainya para pemimpin pemuda masa depan Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya pemimpin pemuda yang terlahir dari rahim PKB. Gus Farih percaya bahwa PKB adalah harapan masa depan Indonesia, dengan terus melahirkan para pemimpin pemuda yang sudah jelas terbukti track record dan hasil kerja nyatanya.
“Saya sangat optimis dan yakin, bahwa PKB pasti memberikan ruang seluas-luasnya kepada para pemimpin muda untuk membangun Indonesia. PKB sudah banyak menanam benih-benih pemimpin pemuda untuk masa depannya. Salah satunya melalui kontestasi pilkada atau politik lokal. Benar-benar ditata dan disiapkan untuk masa depan. Menuju generasi emas PKB dan Indonesia Emas 2045.” Sambung Gus Farih.
Gus Farih juga menambahkan, bahwa gerakkan Nokat Gus Farih merupakan wahana jungkat jungkit untuk wahana pendidikan politik bagi seluruh masyarakat Kota Malang. Maksudnya, bahwa Nokat Gus Farih bisa dijadikan gerakan penyeimbang bagi wacana lama dari tokoh-tokoh politik yang sudah menjadi bagian dari masa lalu. Dibutuhkan alternatif, seperti jungkat jungkit, untuk membangun kecerdasan dan kesadaran berpolitik bagi seluruh masyarakat Kota Malang. Nokat Gus Farih diluncurkan sebagai alternatif gerakan kesadaran politik. Gerakan politik yang benar-benar hadir dan terjun langsung di tengah-tengah masyarakat Kota Malang. Berinteraksi dan berkomunikasi langsung, secara terbuka, setara dan mencari solusi-solusi bersama. Bukan gerakan politik yang hadir untuk bagi-bagi uang, sembako atau hal-hal yang bisa meruntuhkan mental masyarakat dengan menjadikannya sebagai peminta-minta money politics.
“Melalui kegiatan Nokat Gus Farih, kita hendak membangun kesadaran dan mentalitas seluruh masyarakat Kota Malang. Semoga ke depan, masyarakat Kota Malang bisa berpikir jernih, sadar, obyektif dan mampu memilih pemimpinnya yang benar-benar bekerja melayani kepentingan masyarakat seluas-luasnya. Kita hendak mencari pemimpin, bukan mencari pemain sandiwara yang penuh pencitraan palsu serta menipu.” Imbuh Gus Farih. (Wes)