Javasatu,Gresik- Pahit! pabrik pupuknya di Gresik, faktanya petani tetap kekurangan alokasi Pupuk Subsidi. Hal itu dilontarkan Wakil Ketua Komisi II DPRD Gresik, M Syahrul Munir usai kegiatan penyerapan aspirasi masyarakat (Reses) di Desa Randuboto Kecamatan Sidayu.
Menurut Syahrul, selama ini petani sangat menggantungkan pupuk kimia subsidi yang alokasinya diatur oleh Kementerian Pertanian RI. Dan, alokasi untuk Gresik maksimal hanya 70 persen dari kebutuhan petani.
“Meskipun pabrik pupuk milik negara ada di Gresik namun tetap alokasi pupuk subsidi kurang. Ini adalah pahit. Faktanya petani kurang alokasi pupuk bersubsidi” katanya.
Fakta tersebut membuat anggota dewan termuda ini berinisiatif untuk mewacanakan agar Pemda mendorong petani memakai pupuk organik. Sebab, banyak daerah yang berhasil meningkatkan produktivitas pertanian lewat pupuk organik.
Hal itu penting, terlebih di Kecamatan Sidayu tepatnya di Desa Wadeng banyak produsen pupuk organik berskala kecil dan menengah. Pupuk yang diproduksi ini ternyata memiliki banyak manfaat.
“Wacana pupuk organik harus dimaksimalkan ini terus kita perjuangkan. Pemerintah daerah harus ikut melakukan pendampingan, bagaimana pun yang bekerja di usaha pupuk itu juga warga kita” ucapnya.
Politisi PKB ini juga meminta dinas terkait melakukan pendampingan. Misalnya, membuat demplot atau lahan pertanian percontohan dengan memakai pupuk organik.
“Sehingga nanti outputnya, petani mau menggunakan pupuk organik ini. Penggunaan pupuk ini harus kita wacanakan agar petani juga tidak ketergantungan dengan pupuk kimia” pungkas Syahrul Munir. (Bas/Arf)